WahanaNews.co | Kelompok Tani (Poktan) Tim RT 10 RW 10, Kebon Jeruk, Jakarta Barat berhasil membudidayakan jamur tiram hingga mencapai 500 baglog dan akan berkembang hingga 2000 baglog karena tingginya permintaan pasar dalam waktu dekat.
Poktan Tim RT 10 RW 10 mendapat bantuan Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PLN UID Jakarta Raya untuk peningkatan produksi dan sarana penunjang panen serta pengemasan hasil budidaya jamur tiram sehingga omset semakin meningkat dan dapat memenuhi kebutuhan pasar yang tinggi.
Baca Juga:
Pemkab Sigi Ajak Penyuluh Pertanian Tingkatkan Kapasitas di Lapangan
“Bantuan Program TJSL Budidaya Jamur Tiram ini kami berikan kepada Tim 10 karena melihat usaha jamur tiram ini punya potensi pasar sangat besar dan keinginan maju dari anggota timnya yang kuat, dan tentunya kami ingin mendorong kegiatan masyarakat lebih mandiri dalam hal ketahanan pangan maupun ekonomi,” tutur Kemas Abdul Gaffur, Senior Manager Komunikasi dan Umum PLN UID Jakarta Raya.
Jamur tiram dapat dibudidayakan dalam skala rumah tangga dan bisa menjadi komoditi bisnis maupun dikonsumsi sendiri. Kandungan gizinya yang tinggi sangat diminati masyarakat.
Tekstur yang mirip daging dan non kolesterol ini menjadikan jamur tiram kian diminati vegetarian.
Baca Juga:
Pemkot Jakarta Barat Gandeng Poktan Tanam Bibit Cabai
“Kami biasanya membeli baglog dari petani lain karena terkendala peralatan dan lahan yang terbatas, namun dengan bantuan dari PLN Peduli kami dapat membuat bglog atau bibit sendiri untuk usaha budidaya jamur tiram."
"Kami sangat berterima kasih kepada PLN Peduli atas bantuannya untuk menambah fasilitas pembuatan baglog dan fasilitas perawatan baglog dengan rangkaian penyiraman dengan sprayer untuk meningkatkan panen jamur tiram dan terlebih lagi kami akan menularkan semangat budidaya jamur tiram ini untuk membentuk Kampung Jamur Tiram dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan warga dan juga sebagai peluang usaha rumahan warga RT 10 ini,” ungkap Sadeli, salah satu anggota Poktan.
Usaha jamur di Ibukota berpotensi meningkatkan ekonomi di tengah masyarakat dengan kondisi lahan terbatas bermodal ringan dan prospek bisnis besar. Total hasil panen selama 3 bulan produktif dengan jumlah baglog 500 buah yaitu sebesar 150 kilogram.
"Kualitas jamur di sini itu bagus, tidak cepat busuk dibandingkan biasanya. Jamur di sini tidak semua dijual, ada sebagian hasil panen digunakan untuk dikonsumsi warga, sebagian dijual eceran, ada juga yang dijual ke rumah makan,“ tambah Sadeli.
Jamur Tiram, bahan pangan eksotis yang banyak diminati dan semakin banyak juga variasi olahan pascapanen berkat inovasi para pelaku bisnisnya. Poktan Tim 10 terus mengembangkan usahanya untuk memenuhi permintaan pasar yang kian bertambah. [rin]