WahanaNews.co | Mulai hari ini, Kamis (28/4/2022), Pelita Air secara resmi melayani penerbangan reguler dengan rute Jakarta-Bali. Penerbangan perdana Pelita Air dilakukan di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang menuju Bandara Ngurah Rai, Denpasar.
Menggunakan pesawat Airbus A320, Pelita Air terbang pada pukul 9.20 WIB dan tiba di Bali pukul 12.10 WITA. Direktur Utama Pelita Air Dendy Kurniawan menyatakan, ada 109 penumpang yang diangkut pesawat tersebut.
Baca Juga:
Bercanda soal Bom Penumpang Pelita Air di Juanda Ditangkap
Mereka membeli tiket seharga Rp1,68 juta untuk sekali jalan, dengan tujuan Bali di momen arus mudik lebaran ini.
"Hari ini load 109 penumpang, lumayan animonya. Meski belum 100 persen, karena ini kan baru perdana. Hari ke depan akan semakin tinggi," kata Dendy kepada wartawan di Bandara Soekarno-Hatta, Kamis (28/4/2022).
Di tahap awal, Dendy menargetkan Pelita Air mengisi kekosongan kapasitas penerbangan yang berkurang di tengah pandemi COVID-19. Ia yakin Pelita Air mampu bersaing karena memberikan harga tiket yang kompetitif.
Baca Juga:
Erick Thohir Berencana Merger Citilink, Pelita Air dan Garuda Indonesia Jadi Satu
"Kita akan berikan kapasitas dengan harga terjangkau. Karena ini kan lebaran kekurangan kapasitas," ucapnya.
Dalam acara pelepasan penerbangan perdana, turut hadir Menteri BUMN Erick Thohir. Ia menyebut, Pelita Air yang merupakan anak usaha Pertamina, akan fokus pada pasar domestik.
Erick menjelaskan, pasar penerbangan domestik Indonesia sangat menjanjikan. Sebelum COVID-19, 72 persen pangsa pasar industri pariwisata Indonesia merupakan wisatawan domestik, sementara 28 persen adalah mancanegara.
"Saya minta dan mengharuskan Pelita adalah yang akan menjadi salah satu tulang punggung pembangunan industri domestic flight," ujar Erick.
"Ini catat ya, kalau izin internasional jangan dikeluarin, ini untuk domestik. Kita jangan out of focus, marketnya besar tapi kita tidak prioritaskan," ujarnya.
Sepertinya, Erick tidak ingin kesalahan Garuda Indonesia diulangi Pelita Air. Ia pernah mengatakan, kinerja keuangan Garuda Indonesia berantakan saat mulai ekspansi ke rute-rute internasional.
Ia pun berpesan, jika Pelita Air ingin tumbuh menjadi maskapai yang besar, harus dikelola dengan baik.
"Kesalahan yang sudah terjadi di tempat lain tidak boleh terulang di sini, kalau terulang saya tidak segan-segan, kalau terulang saya yang laporin langsung," katanya. [qnt]