WahanaNews.co, Sleman - CV Sorajati Dharma Biru dengan jenama furnitur 'Sorajati' mengakhiri 2025 dengan manis. Pasalnya, furnitur Sorajati senilai USD 80,5 ribu dalam dua kontainer diekspor perdana setelah selama ini Sorajati menjadi pemasok lokal.
Bagi Sorajati, ekspor perdana ini menyuntikkan kepercayaan diri sebagai pelaku usaha. Kini, Sorajati
merasa eksistensi terlihat oleh Kementerian Perdagangan dan berharap pintu-pintu peluang pasar
global akan terbuka lebih lebar.
Baca Juga:
Melaju dari Pintu Gerbang Indonesia Timur, Komoditas Unggulan Sulsel Siap Ramaikan Pasar Tujuh Negara
"Ekspor perdana ini sungguh bermakna penting bagi Sorajati, seperti suntikan kepercayaan diri.
Sorajati yang tadinya hanya menjadi pemasok lokal, kini memulai ekspor. Kami berharap, ini menjadi awal yang baik untuk proses ekspor yang berkesinambungan," ujar Direktur Utama CV Sorajati Dharma Biru Yosef Boyke Dharma pada Rabu (17/12).
Bora-Bora Polinesia Prancis merupakan tujuan ekspor Sorajati. Menariknya, Sorajati tidak memilih
Bora-Bora sebagai target, tetapi buyer sendiri yang mengunjungi pabrik Sorajati. Buyer terpikat dengan kelengkapan mesin-mesin produksi Sorajati yang dianggap memadai untuk proyek yang ditawarkan.
Produk yang diekspor berupa furnitur bagi hotel di Bora-Bora, seperti meja rias (dressing), sandaran kasur (headbed), rak koper (luggage rack), dan minibar. Bahan yang digunakan adalah kayu lapis tahan air (marine plywood) dan kayu jati.
Baca Juga:
Kalimantan Timur Bersinar: Ekspor Komoditas Unggulan Meluncur ke Mancanegara
Yang istimewa, Sorajati menggunakan mesin secara penuh untuk proses produksinya, termasuk dengan computer numerical control (CNC) logo dari klien pada setiap item furnitur. Untuk menembus ekspor perdana, perlu perjuangan keras.
“Tantangan tetap ada, tapi kami tidak
gentar. Karena ini ekspor perdana, kami pelajari semua dari nol mengenai kontrak penjualan, dokumen-dokumen pendukung kontainer, hingga berhubungan dan bernegosiasi dengan buyer,” jelas Yosef.
Selama Desember 2025, total nilai ekspor furnitur Sorajati mencapai USD 334,5 ribu atau setara sekitar Rp 5,1 miliar. Nilai ini merupakan hasil dari kontrak dagang yang sama dengan buyer di Bora-Bora dan menunjukkan pertumbuhan pesat produk furnitur Indonesia di luar negeri. Yosef menuturkan, keberhasilan ekspor ini memberikan dampak langsung terhadap operasional Sorajati.