Direktur Utama Metro TV Arief Suditomo mengatakan, Prominent Award 2024 merupakan ajang apresiasi kepada perusahaan yang menunjukkan dedikasi, inovasi dan kontribusi bagi masyarakat dan perekonomian bangsa dan negara.
"Penerima penghargaan malam ini telah menjadi tauladan dan inspirasi dalam menjalankan bisnis yang berkelanjutan, beretika, dan memberikan manfaat nyata bagi lingkungan sekitar," ujar Arief.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, penghargaan ini diraih atas kerja keras seluruh insan PLN dalam mendukung transformasi proses bisnis di perusahaan sehingga menghasilkan kinerja keuangan terbaik.
Melalui transformasi, Darmawan melanjutkan, PLN berhasil membentuk struktur Holding Sub Holding di perusahaan sehingga menata proses bisnis menjadi streamline, mengubah kultur organisasi dari bureaucratic like menjadi business like hingga manjadikan aset PLN yang sebelumnya terfragmentasi, menjadi terintegrasi.
“Dengan transformasi, PLN membentuk 2 sub holding pembangkitan yang menjadi Generation Company terbesar se-Asia Tenggara, yaitu PLN Indonesia Power dan PLN Nusantara Power. Kemudian, kami menghadirkan PLN Energi Primer Indonesia, agar memastikan ketersediaan pasokan energi primer untuk keandalan pasokan listrik, dan PLN ICON Plus untuk membangun lini bisnis baru di luar kelistrikan atau Beyond kWh,” ucap Darmawan.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Lewat penghargaan ini Darmawan juga menegaskan komitmen PLN untuk terus mendukung agenda Pemerintah dengan menjadi lokomotif transisi energi di Indonesia menuju Net Zero Emissions (NZE) di 2060. Lebih lanjut lagi, perseroan juga akan terus berinovasi agar proses transisi energi ini sekaligus menciptakan peluang baru bagi perekonomian.
Hingga tahun 2023, pengembangan pembangkit telah mencapai 8.786 megawatt (MW). Dengan rincian pembangkit berbasis hidro (PLTA/PLTMH) sebesar 5.777 MW, pembangkit berbasis panas bumi (PLTP) sebesar 2.519 MW, dan sisanya berasal dari surya (PLTS), angin (PLTB) dan biomassa.
“Selain itu, kami mengimplementasikan program co-firing biomassa sebagai campuran sebagian batu bara di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) untuk menekan emisi yang dihasilkan. Pada tahun 2023, kami menginplementasikan di 43 lokasi PLTU dengan total penggunaan biomassa sebesar 1 juta ton dan berhasil memproduksi 1,04 terrawatt hour (TWh) listrik yang menyumbangkan penurunan emisi sebesar 1,05 juta ton CO2 serta melibatkan lebih dari 40 ribu pekerja,” ujar Darmawan.