WAHANANEWS.CO, Jakarta - PT PLN (Persero) resmi mengoperasikan Smart Microgrid Nusa Penida, sistem kelistrikan cerdas berbasis digital dan energi hijau yang mampu mengatur seluruh pembangkit listrik dan sistem penyimpanan baterai (battery storage) secara otomatis.
Kehadiran teknologi ini menjadi tonggak penting bagi PLN dalam memastikan keandalan pasokan listrik sekaligus mendukung transisi menuju energi bersih di wilayah kepulauan.
Baca Juga:
Indonesia Tegaskan Komitmen di COP30, PLN Siap Pimpin Transisi Menuju NZE 2060
Smart Microgrid Nusa Penida dibangun sebagai solusi inovatif untuk menjawab tantangan peningkatan kebutuhan listrik di tengah keterbatasan infrastruktur kelistrikan di kawasan kepulauan Bali bagian selatan.
Dengan sistem yang terintegrasi dan terkoneksi secara digital, pasokan energi kini dapat dikelola lebih efisien, stabil, serta ramah lingkungan.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menjelaskan bahwa pengoperasian Smart Microgrid Nusa Penida merupakan bagian dari langkah besar PLN untuk menghadirkan sistem kelistrikan masa depan yang berkeadilan dan berkelanjutan.
Baca Juga:
PLN Hadirkan Terang untuk 104 Keluarga di Ende Lewat Program TJSL “Tirai Kasi”
Tampak Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Suana berkapasitas 3,5 MWp di Nusa Penida. Kini, dengan smart microgrid, pembangkit dan Battery Energy Storage System (BESS) 1,8 MWh di wilayah tersebut dapat terintegrasi dan diatur secara otomatis untuk menyeimbangkan pasokan energi terbarukan dan cadangan diesel secara real time.
“Kami sedang membangun masa depan energi Indonesia yang berkeadilan, efisien, dan berkelanjutan. Melalui smart microgrid, PLN bergerak dari penyedia listrik konvensional menuju technology-based energy company yang siap menghadapi era transisi energi global,” tegasnya.
Menurut Darmawan, integrasi antara pembangkit energi terbarukan, sistem penyimpanan baterai, dan teknologi kendali digital tidak hanya memperkuat keandalan sistem, tetapi juga berkontribusi nyata dalam menurunkan emisi karbon secara berkelanjutan.
Sementara itu, Direktur Distribusi PLN, Arsyadany Ghana Akmalaputri, menyebut proyek Smart Microgrid Nusa Penida menjadi bagian penting dari transformasi PLN menuju sistem energi yang smart, resilient, dan green.
Petugas dispatcher sedang memantau sistem kelistrikan di wilayah Nusa Penida, termasuk mengoperasikan smart microgrid secara remote.
“PLN sedang membangun sistem distribusi yang berkelanjutan. Sistem yang cerdas dalam mengelola data dan teknologi secara efisien dan responsif, serta siap menghadapi tantangan era transisi energi dan digitalisasi,” ujarnya.
Arsyadany menuturkan, sebelumnya sistem kelistrikan di tiga pulau Nusa Penida, Nusa Lembongan, dan Nusa Ceningan sepenuhnya bergantung pada pembangkit diesel berbahan bakar minyak.
Kini, dengan integrasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Suana berkapasitas 3,5 MWp dan Battery Energy Storage System (BESS) 1,8 MWh, sistem kelistrikan mampu menyeimbangkan pasokan energi terbarukan dan cadangan diesel secara real time.
“Teknologi ini bukan hanya milik kota besar. Justru di pulau kecil seperti Nusa Penida, smart microgrid menjadi simbol keadilan energi bahwa dari pesisir hingga perbatasan, masyarakat berhak menikmati listrik yang bersih dan berkelanjutan,” tegasnya.
Di sisi lain, General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Bali, Eric Rossi Priyo Nugroho, menilai Smart Microgrid Nusa Penida sebagai wujud nyata semangat transformasi PLN, khususnya dalam mengakselerasi digitalisasi sistem distribusi dan memperkuat transisi energi hijau di daerah wisata.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Bali, Eric Rossi Priyo Nugroho saat memberikan sambutan saat peresmian Smart Microgrid Nusa Penida (27/10). Dirinya menyampaikan, smart microgrid ini diharapkan mampu mengorkestrasi pembangkit dengan karakteristik berbeda, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), dan Battery Energy Storage System (BESS) untuk meningkatkan keandalan sistem kelistrikan di wilayah Nusa Penida.
“Pulau Nusa Penida yang dikenal sebagai destinasi pariwisata unggulan, kini tidak hanya memesona dari sisi alam, tetapi juga menjadi pionir modernisasi kelistrikan,” jelas Eric.
Eric menambahkan, keberhasilan proyek ini merupakan hasil kolaborasi antara PLN Group, yang terdiri dari PLN UID Bali, PLN Icon Plus, dan PLN Indonesia Power.
Masing-masing berperan dalam pengelolaan wilayah, integrasi sistem, dan pengoperasian pembangkit.
Dukungan juga datang dari United States Agency for International Development Sustainable Energy for Indonesia's Advancing Resilience (USAID SINAR) yang telah terlibat sejak tahap perencanaan awal proyek.
“Smart microgrid ini diharapkan mampu mengorkestrasi pembangkit dengan karakteristik berbeda, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), PLTS, dan BESS untuk meningkatkan keandalan sistem kelistrikan dan menurunkan biaya pokok penyediaan (BPP) listrik,” terang Eric.
Hingga Agustus 2025, sistem kelistrikan Nusa Penida telah melayani lebih dari 23 ribu pelanggan dengan daya terpasang 60,91 megavolt ampere (MVA) dan transaksi energi mencapai 59,82 gigawatt hour (GWh).
Dengan beroperasinya Smart Microgrid, sistem kelistrikan di Nusa Penida kini menjadi lebih efisien, tangguh, dan berkontribusi terhadap visi Bali sebagai kawasan hijau dan mandiri energi (Seremoadver).
[Redaktur: Ajat Sudrajat]