“Pulau Nusa Penida yang dikenal sebagai destinasi pariwisata unggulan, kini tidak hanya memesona dari sisi alam, tetapi juga menjadi pionir modernisasi kelistrikan,” jelas Eric.
Eric menambahkan, keberhasilan proyek ini merupakan hasil kolaborasi antara PLN Group, yang terdiri dari PLN UID Bali, PLN Icon Plus, dan PLN Indonesia Power.
Baca Juga:
Indonesia Tegaskan Komitmen di COP30, PLN Siap Pimpin Transisi Menuju NZE 2060
Masing-masing berperan dalam pengelolaan wilayah, integrasi sistem, dan pengoperasian pembangkit.
Dukungan juga datang dari United States Agency for International Development Sustainable Energy for Indonesia's Advancing Resilience (USAID SINAR) yang telah terlibat sejak tahap perencanaan awal proyek.
“Smart microgrid ini diharapkan mampu mengorkestrasi pembangkit dengan karakteristik berbeda, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), PLTS, dan BESS untuk meningkatkan keandalan sistem kelistrikan dan menurunkan biaya pokok penyediaan (BPP) listrik,” terang Eric.
Baca Juga:
PLN Hadirkan Terang untuk 104 Keluarga di Ende Lewat Program TJSL “Tirai Kasi”
Hingga Agustus 2025, sistem kelistrikan Nusa Penida telah melayani lebih dari 23 ribu pelanggan dengan daya terpasang 60,91 megavolt ampere (MVA) dan transaksi energi mencapai 59,82 gigawatt hour (GWh).
Dengan beroperasinya Smart Microgrid, sistem kelistrikan di Nusa Penida kini menjadi lebih efisien, tangguh, dan berkontribusi terhadap visi Bali sebagai kawasan hijau dan mandiri energi (Seremoadver).
[Redaktur: Ajat Sudrajat]