WAHANANEWS.CO, Jakarta - PT PLN (Persero) mencatat kemajuan signifikan dalam memperbaiki jaringan kelistrikan di Aceh pascabencana.
Hingga kini, 93 persen sistem kelistrikan telah berhasil dipulihkan, memungkinkan lebih dari 1,7 juta warga kembali menikmati aliran listrik.
Baca Juga:
Akses Darat Terputus, PLN Gunakan Helikopter untuk Suplai Listrik Darurat ke RSUD Takengon
Empat wilayah yang sebelumnya mengalami kegelapan total karena kerusakan paling parah Bener Meriah, Aceh Tengah, Aceh Tamiang, dan Gayo Lues kini kembali terang berkat percepatan perbaikan yang dilakukan secara intensif.
Dalam rapat terbatas saat kunjungan kerjanya ke Aceh pada Senin (08/12/2025), Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menyampaikan apresiasi atas kerja simultan berbagai pihak yang bergerak cepat memulihkan kondisi Aceh.
Ia menegaskan bahwa kolaborasi lintas lembaga menjadi kunci agar masyarakat bisa kembali beraktivitas normal setelah bencana.
Baca Juga:
Kerja Nonstop, PLN Sukses Terangi Kembali Seluruh Wilayah Sumatra Barat
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto (kanan), Sekretaris Kabinet, Teddy Indra Wijaya (tengah) dan Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo (kiri) setelah menghadiri rapat terbatas Pemerintah di posko terpadu penanganan bencana alam Aceh di Lanud Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, Senin (08/12/2025).
"Saya mengucapkan terima kasih atas kolaborasi semua lembaga, para gubernur, bupati yang hadir. Terutama, saya ingin menyampaikan penghargaan saya kepada semua pejabat, semua yang ada di lapangan, semua lembaga, TNI, Polri, BNPB, PLN, Kemensos, serta para dokter. Jadi, saya sampaikan terima kasih. Semuanya bekerja keras," kata Presiden Prabowo.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menegaskan bahwa sejak awal bencana Presiden telah memberikan arahan untuk mempercepat pemulihan listrik di seluruh Aceh.
Ia menyebut berbagai upaya lintas sektor terus dilakukan bersama PLN, pemerintah daerah, TNI–Polri, BNPB, serta berbagai pemangku kepentingan lainnya.
Dalam kesempatannya bersama media, Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia (tengah) didampingi oleh Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait (kiri) dan Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo (kanan) menyampaikan bahwa arahan Presiden sejak awal bencana untuk segera mempercepat pemulihan seluruh kelistrikan Aceh dengan berbagai upaya dan kerjasama lintas sektoral.
"Alhamdulillah, pemulihan kelistrikan di empat kabupaten berjalan lancar. Ini bukan pekerjaan mudah, tetapi berkat kolaborasi kuat antara PLN, TNI, Polri, Pemerintah Daerah, serta dukungan masyarakat, hal ini bisa tercapai dengan segera. Kita tahu pemulihan listrik dan energi sangat krusial karena berpengaruh besar terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat apalagi di masa-masa sulit seperti saat ini,” ujar Menteri Bahlil.
Sementara itu, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menuturkan bahwa kehadiran Presiden untuk kedua kalinya di Aceh memberikan energi dan dorongan besar bagi seluruh petugas di lapangan.
Menurutnya, dukungan moral tersebut meningkatkan motivasi para personel PLN yang telah bekerja tanpa henti dalam kondisi medan dan cuaca ekstrem.
Petugas PLN ketika memperbaiki salah satu jaringan distribusi tegangan menengah yang sempat terdampak bencana di Aceh.
"Dukungan dan kehadiran langsung dari Bapak Presiden menjadi penyemangat luar biasa bagi seluruh tim kami di lapangan. Setelah berhari-hari bekerja non-stop, para petugas tentu kelelahan menghadapi medan dan cuaca yang ekstrem. Namun, rasa lelah tersebut berubah menjadi semangat. Hal yang sebelumnya tak mungkin, menjadi sangat mungkin. Alhamdulillah, progres pemulihan kelistrikan Aceh hari ini berhasil meningkat signifikan dari sebelumnya 81 persen menjadi 93 persen," ujar Darmawan.
Ia menambahkan bahwa untuk mengembalikan keandalan sistem kelistrikan sepenuhnya, dibutuhkan waktu sekitar 24 jam untuk proses sinkronisasi jaringan.
"Saat ini, sistem kelistrikan Aceh membutuhkan waktu 24 jam dalam proses sinkronisasi agar pasokan listrik lebih stabil dan kokoh. Proses sinkronisasi dilakukan untuk mengeliminasi pemadaman bergilir sehingga sistem kelistrikan Aceh menjadi pulih seperti sedia kala," jabar Darmawan.
PLN memastikan prioritas utama pemulihan ditujukan kepada fasilitas layanan publik, seperti rumah sakit, posko pengungsian, kantor pemerintahan, jaringan telekomunikasi, serta infrastruktur vital lainnya.
Secara bertahap, energi listrik juga dipasok kembali ke rumah-rumah warga. Darmawan menekankan bahwa faktor keselamatan tetap diutamakan dengan memastikan seluruh lokasi bebas dari potensi bahaya sebelum disambungkan kembali.
Abdul (40), salah seorang pedagang pakaian di Aceh mengaku telah dapat berjualan kembali setelah pasokan listrik berhasil dipulihkan.
"Jaringan telekomunikasi yang sebelumnya lumpuh, kini dapat beroperasi, sama seperti fasilitas-fasilitas publik vital lainnya. Kami juga tetap mengutamakan keselamatan warga dengan memastikan setiap lokasi telah aman dari genangan air sebelum kembali dialiri listrik. Tidak hanya itu, petugas PLN juga terus bersiaga di wilayah-wilayah yang terdampak untuk mengantisipasi setiap potensi gangguan kelistrikan susulan," terang Darmawan.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa proses pemulihan dihadapkan pada tantangan berat ketika banjir dan longsor susulan merobohkan sejumlah tower transmisi di titik-titik baru yang sebelumnya tidak terdampak.
Situasi tersebut membuat PLN harus melakukan penghitungan ulang jaringan, mendatangkan alat tambahan, dan menambah jumlah personel untuk membangun tower darurat dalam waktu yang sangat singkat.
"Di tengah upaya penyambungan transmisi yang sudah kami identifikasi, cuaca kembali memburuk dan merobohkan tower di titik baru. Ini memerlukan peralatan baru dan tambahan tenaga di lapangan. Namun berkat kerja bersama TNI, Polri, Pemda, BNPB, BPBA, hingga masyarakat, semua kendala tersebut dapat kami atasi,” tutup Darmawan (Seremoadver).
[Redaktur: Ajat Sudrajat]