WAHANANEWS.CO, Jakarta - Pemulihan penuh sistem kelistrikan di Provinsi Aceh pascabencana bukan sekadar kabar teknis, melainkan sinyal kuat kebangkitan ekonomi daerah yang sempat terhenti akibat terputusnya pasokan energi.
PT PLN (Persero) memastikan seluruh sistem kelistrikan Aceh telah kembali beroperasi normal setelah seluruh 20 Gardu Induk (GI) yang tersebar di berbagai kabupaten dan kota berhasil dinyalakan kembali.
Baca Juga:
20 Gardu Induk Beroperasi, PLN Pastikan Sistem Kelistrikan Aceh Pulih Total Pascabencana
Pulihnya seluruh GI ini menjadi fondasi penting bagi denyut ekonomi Aceh, karena listrik merupakan prasyarat utama berjalannya aktivitas produksi, perdagangan, layanan publik, hingga sektor informal yang menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat.
Dari sisi hulu, pemulihan sistem ditopang oleh penormalan menyeluruh pembangkitan dan transmisi, yang memastikan pasokan energi kembali stabil dan mampu menjangkau pusat-pusat ekonomi daerah.
Salah satu tonggak krusial pemulihan tersebut adalah kembali beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Nagan Raya, yang berperan sebagai penopang utama suplai listrik Aceh sekaligus menjaga kesinambungan arus energi ke seluruh gardu induk.
Baca Juga:
Kolaborasi PLN–Pemprov Sultra Bangun Transmisi Tegangan Tinggi di Kendari, ALPERKLINAS: Bisa Ditiru Daerah Lain Demi Keandalan Pasokan
Dengan aktifnya kembali PLTU Nagan Raya, kapasitas listrik Aceh tidak hanya pulih secara teknis, tetapi juga memberi kepastian bagi dunia usaha, pelaku UMKM, dan pasar tradisional untuk kembali menjalankan aktivitas ekonomi tanpa kekhawatiran pemadaman.
Setelah sistem utama kembali normal, PLN melanjutkan percepatan pemulihan jaringan distribusi hingga ke tingkat pelanggan, terutama di wilayah dengan tantangan geografis dan akses yang sempat terputus akibat dampak bencana.
Langkah ini dinilai krusial karena distribusi listrik yang merata akan mempercepat perputaran ekonomi masyarakat di wilayah-wilayah terdampak paling parah.