WahanaNews.co | Ragam jenis rokok elektrik yang beredar di pasaran ternyata belum sepenuhnya dikenal oleh masyarakat umum. Sebagai produk alternatif, vape memiliki berbagai bentuk, ukuran, rasa hingga jenis sistem yang membedakan.
“Apa sih yang membuat produk rokok elektrik tengah digemari di seluruh dunia? Yang paling menonjol adalah device atau alat rokok elektrik yang disajikan dengan open system dan closed system,” ungkap Ketua KONVO, Hokkop Situngkir, dikutip Rabu (17/8/2022).
Baca Juga:
Ayah Chandrika Chika Kaget Putrinya Pakai Narkoba
Hokkop menjelaskan perbedaan terbesar dari kedua sistem ini yakni masalah isi ulang. Open system didisain untuk bisa diisi ulang oleh penggunanya.
Dalam device jenis ini, terdapat tangki kosong untuk diisi e-liquid. Sedangkan dalam device closed system tidak ada yang bisa diisi ulang alias setelah kosong atau habis, langsung dibuang.
Open system dalam semua aspek, cukup murah serta fleksibel diubah sesuai keperluan penggunanya. Semua bisa diganti dari daya tahannya, bahan material coilnya, aliran hembusan asap dari devicenya hingga kekuatan baterai, yang tentunya bisa terbantu karena bisa dicharge ulang (untuk hal ini sama dengan closed system).
Baca Juga:
Berkah Ramadhan, Atomizer Bandung Community Bagikan Takjil Gratis
Dijelaskan oleh Hokkop bagi konsumen yang mengharapkan kebebasan, fleksibilitas dengan harga terjangkau, memilih device yang open system jadi opsi yang bagus.
Device ini juga memberi keuntungan besar buat penggunanya karena menawarkan varian rasa yang sangat variatif dan bisa diubah-ubah.
Varian e-liquid yang jumlahnya ratusan itu juga sekaligus menjamin konsumennya untuk mendapat rasa yang benar-benar cocok untuk dirinya. Yang tak kalah penting, harga relatif lebih murah dari yang didapat di device closed system.
Kendati demikian, pengisian likuid secara manual oleh konsumen ini tentunya memiliki risiko juga, “Selain kandungan yang terdapat dari produk liquid yang belum tentu sesuai standar, jika konsumen mencampur satu atau dua bahkan beberapa rasa sekaligus pun memiliki risiko yakni kadar yang terkandung belum tentu aman dan rasanya bisa juga tak karuan,” tambah Hokkop.
Hal yang berbeda dirasakan jika menggunakan device closed system. Closed system vape dinilai jauh lebih aman karena kandungan serta proses pengisian liquid yang dilakukan secara resmi alias pabrikan. Tidak asal-asalan sesuai kehendak pengguna.
Selain tentunya sudah terjamin produsen yang bersangkutan, varian rasa yang disuguhkan juga sudah beragam dan mengikuti selera pasar.
“Closed system justru lebih eksklusif meski terbilang sedikit lebih mahal. Ibaratnya kita membayar lebih untuk keamanan dan kualitas produk yang kita konsumsi. Device closed system juga cenderung lebih praktis dalam penggunaannya, tak perlu repot mengganti koil atau mengisi tangki liquid, cocok untuk konsumen bergaya hidup simple,” tutup Hokkop. [qnt]