WahanaNews.co, Jakarta - Pemerintah Indonesia menyampaikan intensi untuk bergabung dalam keanggotaan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) sebagai prioritas ekonomi internasional.
Menindaklanjuti intensi tersebut, Dewan OECD telah memutuskan untuk membuka diskusi aksesi dengan Indonesia sejak tanggal 20 Februari 2024. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berharap proses menjadi anggota OECD bisa diselesaikan dalam waktu 2 sampai 3 tahun.
Baca Juga:
Kemenkop UKM Gelar Rakor Jaring Masukan Untuk Kebijakan Pengembangan KUMKM
“Ini adalah peristiwa penting bagi anggota dan mitra OECD. Sebagai negara pertama di Asia Tenggara yang diundang untuk membuka diskusi aksesi OECD dan ekonomi terbesar di kawasan dengan pertumbuhan tercepat di dunia, Indonesia bertekad untuk memperdalam integrasi dan membuka jalan transformatif menuju pertumbuhan dan ketahanan untuk seluruhnya,” ujar Airlangga secara tertulis pada Kamis (29/2).
Dengan adanya keputusan diskusi aksesi, langkah berikutnya akan dilakukan melalui penyusunan Peta Jalan Aksesi yang dimulai dengan pemetaan gap kebijakan Indonesia dengan standar OECD. Peta Jalan Aksesi yang telah disusun tersebut rencananya akan diluncurkan pada Pertemuan Tingkat Menteri OECD di bulan Mei 2024 mendatang, untuk selanjutnya dilakukan proses penyelerasan kebijakan dan standar regulasi.
“Beberapa negara yang berpengalaman masuk dalam 3 tahun antara lain Chile, Estonia, Slovenia, Latvia, Lithuania,” kata Airlangga.
Baca Juga:
Misi Dagang ke Maroko Disambut Baik, Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar
Dalam kesempatan tersebut, 33 perwakilan negara anggota OECD turut menyampaikan dukungan bagi Indonesia terhadap proses diskusi aksesi yang akan berlangsung.
Sejumlah negara anggota optimis bahwa Indonesia mampu menjadi keanggotaan penuh OECD karena memiliki modalitas sebagai negara demokrasi yang besar, ekonomi yang stabil, dan implementasi good governance.
Selain itu, perwakilan negara anggota tersebut juga meyakini bahwa proses aksesi akan membawa dampak positif bagi kedua belah pihak, terutama bagi Indonesia sebagai fundamental mendukung tercapainya Indonesia Emas 2045.
“Saya mengucapkan selamat untuk Indonesia untuk permulaan pembukaan proses diskusi aksesi ini, dan ini luar biasa karena menjadi rekor keputusan diskusi aksesi yang relatif cepat, dalam 7 bulan saja,” ujar United Kingdom Ambassadors to Indonesia Dominic Jermey.
Proses aksesi Indonesia diharapkan mampu mendukung reformasi struktural yang berkelanjutan di Indonesia, serta mendukung penyempurnaan kebijakan dan regulasi sesuai referensi yang unggul.
Selajutnya, penyesuaian standar dan kebijakan juga akan berpengaruh pada peningkatan tingkat kepercayaan global, peningkatan perdagangan dan investasi, terutama terhadap kolaborasi teknologi dan inovasi, membuka akses pasar bagi ekspor dalam negeri, meningkatkan kualitas kesehatan, pendidikan, lapangan kerja dan infrastruktur.
Hingga saat ini, OECD telah memiliki 38 negara anggota yang mencerminkan sekitar 60 persen nilai Produk Domestik Bruto (PDB) dan perdagangan global. Indonesia melengkapi 6 negara kandidat aksesi OECD lainnya yakni Argentina, Brazil, Bulgaria, Kroasia, Peru, dan Romania dan berpotensi menjadi negara ketiga yang berasal dari Asia, setelah Jepang dan Korea, serta negara pertama di Asia Tenggara.
Menjadi Key Partner OECD sejak 2007, Indonesia telah memiliki Framework Cooperation Agreement dan Joint Work Programme, yang disusun berdasarkan prioritas nasional dan kepentingan strategis Pemerintah Indonesia. Demikian dilansir dari laman kemenkeugoid, Sabtu (2/3).
[Redaktur: Alpredo Gultom]