WAHANANEWS.CO, Jakarta - Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 dari PT PLN (Persero) diproyeksikan menjadi penggerak utama dalam memperluas pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) sekaligus menciptakan jutaan lapangan kerja.
Pemerintah memperkirakan, program ini akan menghasilkan sekitar 1,7 juta peluang kerja, di mana sekitar 760 ribu di antaranya termasuk kategori green jobs yang tersebar pada sejumlah proyek pembangkit listrik berbasis energi ramah lingkungan.
Baca Juga:
Program Sosial PLN 'Light Up The Dream' Terangi 33 Ribu Lebih Rumah Warga Tak Mampu
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menjelaskan 1,7 juta lapangan kerja tersebut terbagi menjadi; 836 ribu tenaga kerja di sektor pembangkitan dan 881 ribu tenaga kerja di sektor transmisi, gardu induk dan distribusi.
"Penyerapan (tenaga kerja) RUPTL ini kurang lebih sekitar 1,7 juta. Supaya Indonesia terang. Nah ini, kita bikin terang-benderang ini. 1,7 juta tenaga kerja yang mencakup kebutuhan industri, manufaktur, konstruksi, operasi dan pembinaan untuk pembangkit sebesar 836.696,"jelas Bahlil pada konferensi pers RUPTL PLN 2025-2034, di Jakarta Sabtu (31/05/2025).
Dari total 836.696 tenaga kerja di sektor pembangkit listrik, Bahlil merinci bahwa lebih dari 760 ribu atau 91% pekerjaan merupakan green jobs karena berbasis pada pembangkit listrik EBT.
Baca Juga:
PLN Kukuhkan Peran Sentral dalam Transisi Energi Lewat Apresiasi IBEA
"Lebih dari pada 91% green jobs. Kira-kira ini supaya anak-anak muda kita bisa masuk," tegas Bahlil.
Secara rinci, potensi lapangan kerja di sektor pembangkitan dari berbagai sumber EBT terdiri dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) mampu menyerap 348.057 tenaga kerja, Pembangkit Listrik Tenaga Air/Mini Hidro (PLTA/M) mampu menyerap 129.759 tenaga kerja, PLTA Pump Storage mampu menyerap 94.195 tenaga kerja.
Selanjutnya, Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) mampu menyerap 58.938 tenaga kerja, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) mampu menyerap 42.700 tenaga kerja dan Sistem penyimpanan energi baterai juga berpotensi dengan menyerap 68.193 tenaga kerja.