WAHANANEWS.CO, Jakarta - Harta kekayaan salah satu orang terkaya di Indonesia, Prajogo Pangestu, mengalami penurunan signifikan setelah portofolio saham yang dimilikinya jatuh serentak pada pembukaan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (20/9/2024).
Total kerugian yang dialami Prajogo diperkirakan mencapai Rp 180 triliun hanya dalam beberapa menit sejak perdagangan dimulai.
Baca Juga:
Ponakan Luhut Panjaitan, Pandu Sjahrir Bakal Akuisisi 10,67% Saham NET TV
Sebanyak lima saham yang dimiliki oleh Prajogo terjun ke zona merah, dengan tiga di antaranya, yaitu Barito Renewables Energy (BREN), Petrindo Jaya Kreasi, dan Petrosea (PTRO), terkena auto rejection bawah (ARB) karena jatuh hingga 20%.
Ketiga perusahaan tersebut adalah bagian dari portofolio publik terbaru milik Prajogo.
Dua saham lain yang telah lebih lama dimiliki oleh Prajogo, yaitu Chandra Asri Pacific (TPIA) dan Barito Pacific (BRPT), juga mengalami penurunan tajam, meski tidak mencapai batas ARB. TPIA dan BREN masing-masing dibuka dengan penurunan sekitar 9%.
Baca Juga:
Pernah Jadi Sopir Angkot, Kini Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 700 T
Kejatuhan saham-saham ini berdampak pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yang turun lebih dari 2% dan kembali ke level 7.700, padahal sebelumnya IHSG baru saja mencetak rekor dengan menembus level 7.900.
Secara spesifik, Prajogo memiliki 71,31% saham di BRPT, dengan kerugian awal diperkirakan mencapai Rp 7,01 triliun.
Di TPIA, Prajogo memegang 5,06% saham langsung dan 34,63% melalui BRPT, dengan total kerugian Rp 20,57 triliun.
Di CUAN, yang 85,07% sahamnya dimiliki oleh Prajogo, kerugian mencapai Rp 16,73 triliun, sementara BREN yang 64,66% sahamnya dimiliki melalui BRPT mencatat kerugian terbesar, yakni Rp 135,67 triliun.
Total kerugian Prajogo dalam beberapa menit perdagangan tersebut mencapai Rp 180 triliun, sementara lima saham miliknya menyebabkan kapitalisasi pasar menyusut hampir Rp 400 triliun.
Meskipun beberapa saham Prajogo berhasil memangkas penurunan, tetap belum berhasil keluar dari zona merah.
Penurunan saham BREN dan portofolio saham Prajogo secara umum diduga terjadi karena saham BREN dikeluarkan dari indeks FTSE.
Pengumuman dari FTSE Russel pada Kamis (19/9/2024) menyebutkan bahwa saham BREN dikeluarkan karena tidak memenuhi syarat free float. FTSE mengungkapkan bahwa 97% dari total saham BREN dikuasai oleh empat pemegang saham utama.
Penghapusan saham BREN dari indeks FTSE akan berlaku efektif mulai Rabu pekan depan (25/9/2024).
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]