WahanaNews.co, Jakarta - Selama tujuh setengah dekade terakhir, Indonesia dan Australia telah membangun fondasi yang kuat untuk kemitraan strategis yang semakin erat. Oleh karena itu, kedua negara merayakan perjalanan hubungan diplomatiknya melalui acara the 75th Anniversary of Australia-Indonesia Diplomatic Relations Gala Dinner di the Raffles Hotel Jakarta, pada Rabu (15/5).
“Negara kita memiliki sejarah kerja sama yang panjang untuk mencapai tujuan bersama. Sebagai tetangga dekat yang memiliki komitmen untuk memajukan stabilitas regional, Indonesia dan Australia telah mendorong pertumbuhan dan ketahanan ekonomi, serta meningkatkan perdagangan dan investasi. Kami berkomitmen untuk bekerja sama dalam isu-isu regional dan global, termasuk isu perubahan iklim, transisi energi, dan penguatan tatanan berbasis aturan pada kerangka global,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat menyampaikan sambutan dalam acara tersebut.
Baca Juga:
Mendag Budi Lakukan Pertemuan Bilateral dengan Menteri Perdagangan Kanada
Salah satu tonggak penting dalam memodernisasi hubungan bilateral keduanya yakni penandatanganan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) pada tahun 2020.
Perjanjian penting tersebut telah membuka jalan baru untuk perdagangan dan investasi. Sejak saat itu, telah terjadi peningkatan volume perdagangan sebesar 90%, yang merupakan bukti nyata dari dampak positif perjanjian ini terhadap perekonomian Indonesia.
Australia merupakan mitra yang berkembang bagi Indonesia. Pada tahun 2023, Foreign Direct Investment Australia tumbuh sebesar 4,0%, atau setara dengan USD545,2 juta. Jumlah investasi proyek meningkat lebih dari 200%.
Baca Juga:
Menko Airlangga Teken Kerja Sama Blue Economy Indonesia-RRT, Disaksikan Presiden Prabowo dan Presiden Xi Jinping
“Untuk lebih memperdalam hubungan ekonomi, Indonesia mengimplementasikan program-program utama, seperti Prospera, Katalis, dan the Climate Infrastructure Partnership yang baru. Inisiatif-inisiatif tersebut menghubungkan bisnis kami, mendorong inovasi, dan mendukung keberlanjutan,” tutur Menko Airlangga.
Indonesia telah menetapkan tujuan transformasi ekonomi nasional pada tahun 2045, di mana saat itu Indonesia akan memiliki sekitar 320 juta orang penduduk dengan pendapatan per kapita sekitar USD30.000, sehingga ekonomi Indonesia pada saat itu akan mencapai sekitar USD9 triliun.
Pada kesempatan tersebut, Menko Airlangga mengungkapkan apresiasinya kepada Pemerintah Australia atas dukungannya terhadap proses aksesi Indonesia ke OECD. Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa Indonesia akan menandatangani the Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) bulan depan. Dengan banyaknya perjanjian multilateral yang telah ditandatangani oleh Indonesia, Menko Airlangga beranggapan bahwa Indonesia tentu memiliki prospek yang baik.