WahanaNews.co | Tahun ajaran baru sudah di depan mata. Para orang tua harus mempersiapkan dana lebih demi kelangsungan pendidikan sang buah hati.
Selama pandemi, sekolah dilakukan secara daring atau online. Namun, tahun ini, pertemuan tatap muka (PTM) kembali diterapkan.
Baca Juga:
Basuki: Penundaan Kenaikan Tarif Tol Akibat Pandemi, Tak Selalu Salah Pemerintah
Selain uang untuk membayar sekolah anak, orang tua juga harus menyiapkan untuk kebutuhan lainnya di sekolah seperti seragam, tas, hingga buku sekolah.
Dalam menyambut tahun ajaran baru sekaligus PTM, bagaimana cara tepat untuk mengatur keuangan?
1. Siapkan Sejak Dini
Baca Juga:
Simak, Ini 10 SMA Terbaik di Medan Sumatera Utara
Perencana Keuangan OneShildt Consulting Imelda Tarigan menyarankan orang tua seharusnya menyiapkan dana sejak dini untuk pendidikan anak.
Selain biaya uang pangkal sekolah, ada biaya lain yang juga perlu disiapkan secara rutin setiap tahunnya.
Misalnya, uang ongkos transportasi anak, biaya buku, hingga seragam dan sepatu jika memang sudah tidak bisa dipakai.
"Itu kan sudah jadi mata anggaran rutin, sebelum pandemi juga sudah rutin seperti itu kan ya?" katanya kepada wartawan, Kamis (26/5).
Untuk uang jajan, menurut Imelda, orang tua bisa berhemat dengan menyiapkan bekal dari rumah yang lebih higienis dan terjamin nilai gizinya.
"Jadi anak lebih sehat, tidak gampang sakit dan lebih berprestasi," lanjutnya.
Dalam hal ini, sambungnya, momen tahun ajaran baru bisa menjadi kesempatan bagi para orang tua untuk mengajarkan anak tidak konsumtif.
2. Cek Prioritas
Perencana Keuangan Advisor Alliance Group Indonesia Andy Nugroho mengatakan untuk menyambut PTM, perlu diperhatikan mana yang prioritas dan tidak.
Menurut Andy, prioritas utama yang harus disiapkan adalah uang sekolah, alat sekolah, buku dan seragam.
"Prioritasnya adalah pembayaran SPP per bulannya. Artinya, harus di-budget-kan oleh orang tua setiap bulannya dari penghasilan dan jangan sampai terlewat," ujar Andi.
Uang jajan dan transportasi anak juga sebaiknya dianggarkan. Namun, nominalnya bisa fleksibel tergantung kondisi keuangan dari orang tua.
Jika ada kebutuhan tambahan di sekolah, seperti karyawisata dan uang les bisa diambil dari penghasilan rutin bulanan.
"Namun bila ternyata kurang, bisa diakali semisal dengan mencari pinjaman ke teman atau saudara, atau beli menggunakan kartu kredit," katanya.
Dalam kondisi terdesak, orang tua bisa menggadaikan atau menjual aset untuk biaya sekolah. Selain itu, meminjam melalui pinjaman online yang legal juga bisa dilakukan.
Kendati demikian, ia mengingatkan kedua hal tersebut perlu dipertimbangkan secara matang mengingat bunga yang cukup besar.
3. Cek Stok
Perencana Keuangan OneShildt Consulting Agustina Fitria menambahkan sebetulnya tidak ada perbedaan signifikan antara sekolah online dan offline. Iuran sekolah atau SPP masih berjalan seperti biasa, begitu pun peralatan sekolah anak.
Karenanya, Agustina menyarankan orang tua untuk mengecek stok keperluan sekolah anak.
"Untuk keperluan sekolah lainnya, cek terlebih dahulu stok yang ada di rumah. Jika masih ada yang baik maka bisa tetap digunakan, membeli baru hanya untuk yang sudah habis atau rusak," kata Agustina.
4. Buat Kesepakatan Uang Saku
Dalam memberikan uang saku, imbuhnya, orang tua dan anak harus berkomunikasi dan memiliki kesepakatan. Misalnya, uang saku yang diberikan akan dibagi menjadi tiga kelompok untuk membeli kebutuhan, sosial dan menabung.
"Jadi anak terlatih mengelola uang sejak dini," katanya. [jat]