WahanaNews.co, Taipei - Kementerian Perdagangan melalui Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) berkomitmen untuk terus mendorong perluasan pasar ekspor produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Indonesia di pasar global, termasuk Taiwan. Salah satunya adalah produk sabun batangan dari Indonesia.
Salah satu importir asal Taiwan, Tan Lay Enterprise Co. Ltd., bahkan telah memesan 1,5 juta sabun batang produk UMKM Indonesia dengan nilai mencapai USD 300 ribu, atau setara Rp5 miliar hingga akhir 2025. Jumlah ini meningkat sekitar 30—40 persen
dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca Juga:
Kemendag Tetapkan HR dan HPE Emas Mulai 23 Desember 2025
Dalam rangka mengawal produk lokal Indonesia di pasar Taiwan, KDEI Taipei telah melakukan kegiatan kunjungan kepada importir asal Taiwan pada 12 November 2025, di Taipei, Taiwan.
Dalam kesempatan berbeda, Kepala KDEI Taipei Arif menyampaikan bahwa pembelian yang berkelanjutan dan bertumbuh oleh Tan Lay Enterprise Co. Ltd. merupakan salah satu bukti bahwa UMKM Indonesia mampu menjaga komitmen dan konsistensi kualitas produk sehingga mendapatkan kepercayaan dari pelaku usaha maupun konsumen di Taiwan.
“Terima kasih kepada Tan Lay Enterprise Co. Ltd. yang telah membeli dan memercayakan produk UMKM Indonesia dalam memenuhi kebutuhan Tan Lay. Semoga produk-produk UMKM Indonesia yang lain juga dapat menembus pasar Taiwan dan mengikuti langkah ini, berkelanjutan dan bertumbuh” ujar Arif.
Baca Juga:
Indonesia dan EAEU Tandatangani FTA: Babak Baru Kemitraan Ekonomi Indonesia dan Negara-negara Eurasia
Sementara itu, Direktur Tan Lay Enterprise Co. Ltd., Long, menyatakan, transaksi sabun batang yang terjadi merupakan buah kerja sama antara Tan Lay dan KDEI Taipei. Produk-produk Indonesia tersebut terutama digunakan untuk pelengkap produk bingkisan (hampers) dan suvenir.
“Pada 2024, terjadi transaksi sebanyak 1 juta sabun batang asal Indonesia. Sabun ini digunakan sebagai pelengkap untuk produk hampers dan suvenir. Penggunaan sabun asal Indonesia meningkat menjadi 1,5 juta pada 2025 dengan nilai transaksi lebih dari USD 300 ribu,” ungkap Long.
Selain itu, lanjut Long, pihaknya juga tertarik terhadap produk peralatan rumah tangga berbahan plastik. Arif menyambut baik ketertarikan tersebut dan informasi itu menjadi masukan penting untuk pemetaan terhadap potensi perluasan kerja sama selanjutnya.