WahanaNews.co, Jakarta - Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak atsiri terbesar di dunia dan memiliki kekayaan biodiversitas flora atsiri yang mencapai hingga 97 jenis tanaman. Minyak atsiri menjadi salah satu komoditas unggulan Indonesia yang memiliki nilai strategis, baik dari sisi ekonomi maupun sebagai bahan dasar pengembangan industri berbasis sumber daya alam.
Saat ini, Indonesia menempati posisi sebagai eksportir minyak atsiri terbesar ke-8 di dunia, dengan nilai ekspor mencapai USD259,54 juta pada tahun 2024. Tujuan utama ekspor minyak Atsiri Indonesia selama periode tahun 2019 – 2024 yaitu negara India, Amerika serikat, China, Singapura, dan Perancis.
Baca Juga:
Oleh-oleh Menperin dari Forum BRICS, RI-Brasil Sepakat Kembangkan Bioenergi hingga Industri Dirgantara
“Berangkat dari potensi tersebut, Kementerian Perindustrian berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan industri minyak atsiri, dengan melakukan pembentukan Pusat Flavor and Fragrance (PFF) di Bali dan Sumatera Barat, sebagai upaya mendorong pengembangan industri hilir,” ujar Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza dalam kegiatan Pre-event Aromatika Indofest 2025 di Jakarta, Jumat (23/5).
Namun demikian, beberapa tantangan yang dihadapi industri minyak atisiri di dalam negeri, antara lain keterbatasan ketersediaan bahan baku yang berkelanjutan, terbatasnya akses ke pasar global, kurangnya diversifikasi produk hilir, serta keterbatasan teknologi produksi dan pengolahan. “Untuk itu, diperlukan sinergi yang kuat antara pemerintah, pelaku industri, dunia pendidikan, dan masyarakat, guna membangun industri atsiri yang inklusif, adaptif, dan berdaya saing global,” ungkap Wamen.
Sebagai langkah strategis dalam menjawab tantangan tersebut, pemerintah mendorong implementasi kebijakan yang mencakup peningkatan jaminan ketersediaan bahan baku, peningkatan kemampuan produksi dan mutu minyak atsiri nasional, serta penguatan posisi dagang minyak atsiri nasional di pasar domestik dan global.
Baca Juga:
Kemenperin-PLN Perluas Peluang Usaha IKM Manfaatkan Limbah Batu Bara
“Kebijakan lainnya, yakni penguatan pasar dan investasi dengan menciptakan ekosistem usaha yang kondusif dan inklusif, serta penguatan diversifikasi produk hilir minyak atsiri melalui inovasi dan pengembangan nilai tambah, guna mendorong munculnya produk-produk kreatif dan berdaya saing tinggi yang berbasis kekayaan hayati Indonesia,” imbuhnya.
Tahun ini, Kemenperin hadir dalam program inisiatif strategis yang mampu mengintegrasikan promosi, edukasi, kolaborasi, dan inovasi dalam satu rangkaian kegiatan terpadu melalui penyelenggaraan Aromatika Indofest 2025. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi wadah untuk melahirkan gagasan baru, penguatan ekosistem minyak atsiri, perluasan akses dan pangsa pasar minyak atsiri, serta menumbuhkan apresiasi terhadap karya, inovasi, dan kontribusi dalam bidang minyak atsiri.
“Melalui kesempatan ini, saya mengajak seluruh pemangku kepentingan mulai dari pemerintah, pelaku usaha, penggiat aromatika, komunitas, serta media untuk bersama-sama meningkatkan awareness, partisipasi, dan kemitraan strategis dalam menyukseskan Aromatika Indofest 2025,” tutur Wamen Riza. Demikian dilansir dari laman kemenperingoid, Minggu (25/5).
[Redaktur: JP Sianturi]