WahanaNews.co | Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengungkapkan, total stok beras Bulog sekarang ini smencapai 600 ribu ton. Pasokan tersebut merupakan produk dari dalam negeri maupun luar negeri. Dia menilai ketersediaan cadangan itu mencukupi sampai Ramadhan nanti.
Karenanya, pihaknya berharap produksi gabah atau beras pada musim panen Maret lebih optimal sehingga penyerapan Bulog lebih baik. Sementara itu, proses importasi beras yang sebanyak 500 ribu ton dipastikan rampung bulan Februari.
Baca Juga:
Stok Beras Jateng untuk Ramadan dan Idulfitri Aman, Bahkan Surplus
"Mudah-mudahan panen Maret-Juni itu produksinya besar. Jadi kita bisa serap 100 persen dari dalam ngeri dengan jumlah yang banyak jangan sampe nanti gagal panen. Kita saling berdoa, kalau gagal panen karena alam tidak bisa disalahkan," katanya dalam konferensi pers, Jumat (20/1/2023).
Sementara itu, Buwas mengatakan Bulog tengah menggelontorkan cadangan beras dalam jumlah besar. Pada awal Januari, sedikitnya 100 ribu ton beras telah diguyur dalam operasi pasar di seluruh wilayah Indonesia.
Dilaporkan sebelumnya, sejumlah sentra produksi beras mulai memasuki masa panen pada awal Januari. Kendati demikian, tren harga gabah tetap lebih tinggi dari biasanya.
Baca Juga:
Pemkot Semarang: Stok Beras Aman hingga Tiga Bulan ke Depan
Sekretaris Jenderal Aliansi Petani Indonesia (API) Nuruddin, menuturkan, wilayah sentra di Jawa akan menjadi wilayah pertama yang memasuki panen pada awal tahun ini.
"Panen sudah mulai seperti di Blitar, lalu di Malang dua minggu lagi, di Tuban seminggu lagi. Ya wilayah Jawa memang duluan karena sejak Oktober-November 2022 sudah mulai tanam," kata Nuruddin.
Hanya saja, meski memasuki musim panen di mana pasokan berlimpah, Nuruddin menuturkan harga gabah justru cukup tinggi hingga Rp 6 ribu per kg gabah kering panen (GKP). Dengan harga itu, rata-rata harga beras bisa berada pada kisaran Rp 11 ribu per kg.
Harga itu jauh lebih tinggi dari rata-rata sebelumnya di kisaran Rp 4.500 per kg hingga Rp 5.500 per kg. Adapun, harga acuan pemerintah masih sebesar Rp 4.200 per kg. [eta]