WahanaNews.co | Guna memenuhi stok daging sapi selama hari besar keagamaan nasional baik Ramadhan, Idul Fitri, maupun Idul Adha 2022, pemerintah mendatangkan sapi hidup asal Queensland Australia.
Kepala Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo Adi mengatakan, pengamanan 2.000 sapi hidup bagian dari upaya menjaga ketahanan, pasokan, stabilisasi harga sapi agar tidak melambung tinggi di pasaran.
Baca Juga:
Australia Mau Larang Anak di Bawah 16 Tahun Main Medsos, Ini Alasannya
Jumlah sapi hidup yang diimpor ini sebanyak 2.000 tiba di Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta Utara pada Senin 11 April 2022. Jumlah sapi tersebut diamankan di Jakarta dan Lampung.
“Hari ini bersama Badan Pangan Nasional, Kementerian Pertanian, Kementerian BUMN, Satgas Pangan, mendatangkan sapi hidup dari Australia untuk dilakukan penggemukan dua sampai tiga bulan ke depan untuk kebutuhan Idul Adha dan ada juga sapi yang siap untuk dikirim ke sentra-sentra untuk memenuhi kebutuhan saat puasa dan Lebaran," ungkap Arief, Selasa (12/4/2022).
Arief mencatat sapi hidup ini akan diternak secara intensif melalui beberapa kandang sapi yang dulu ada tapi tidak aktif, kembali di aktivasi.
Baca Juga:
Program CSR Akar Basah PEP Tarakan Field Dapat Perhatian APOGCE 2024
Dia juga memastikan pemerintah melalui BUMN Holding Pangan hingga swasta akan terus mendatangkan sapi. Penyerapan ini baik dari luar negeri maupun dalam negeri.
Stok pengadaan sapi hidup dalam negeri berasal dari daerah Jawa Timur, Jawa Tengah, Kupang, Sumbawa.
“Dari Sumbawa juga akan masuk mobilisasi sapi kurang lebih 4 - 5 hari kedepan mulai masuk," ungkapnya.
Arief mengatakan Badan Pangan Nasional dan Kementerian Perhubungan akan memobilisasi sapi dari satu daerah ke daerah lain atau dari pulau satu ke pulau yang lain dari sentra peternak.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Menteri Perhubungan Budi Karya, kemudian dengan BUMN terkait kemudahan distribusi logistik pangan melalui tol laut, paralel kedepan ada kapal-kapal ternak, ada juga kapal yang biasa," tutur dia.
Sementara itu, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Nasrullah mencatat mekanisme distribusi sapi melalui mobilisasi dari sumber produksi ke sentra-sentra konsumen. Langkah ini dilakukan oleh BUMN Pangan melalui skema business to business (B2B)
“Jadi pada prinsipnya ketersediaan daging sapi aman, pasokan ada, pemerintah sudah merealisasikan pasokan sapi untuk kebutuhan masyarakat," ungkal Nasrullah. [rsy]