WahanaNews.co | Subholding Gas Pertamina, PT Permata Karya Jasa (Perkasa) berhasil mengembangkan alat pendingin ruangan menggunakan bahan bakar gas bumi yang ramah lingkungan.
Pengembangan pendingin alias chiller ini merupakan upaya dari sinergi dan inovasi dalam meningkatkan value chain gas bumi.
Baca Juga:
COP29, PLN Dorong Kolaborasi Global Perkuat Energi Hijau di Tanah Air
Direktur Utama PT Perkasa Adhi Lingga Harymurti mengungkapkan sejumlah target dari chiller ini. Mulai dari hotel, bandara, kantor, mall, rumah sakit, hingga data center.
Menurutnya chiller ini juga dapat digunakan untuk pendingin ruang operasional pabrik maupun ruangan kantor.
"Chiller ini dapat membantu penghematan energi sampai 30 persen dibandingkan chiller konvensional dan hemat pemakaian listrik sampai 70 persen," kata Adhi dalam keterangan tertulisnya.
Baca Juga:
Gandeng Sederet Startup Terkemuka, PLN Proyeksikan Bangun Ekosistem Energi Hijau
Lebih lanjut Lingga menyebut bahwa chiller berbahan bakar gas bumi ini memiliki sejumlah kelebihan.
Pertama adalah ramah lingkungan, karena chiller ini menggunakan refrigerant berupa air dan Lithium bromide (Libr) bukan freon seperti yang dihasilkan oleh pendingin konvensional yang dapat merusak ozon.
"Kedua adalah green energy, karena berbahan bakar gas sehingga layak untuk diaplikasikan secara lebih luas di masyarakat. Kelebihan ketiga yaitu dapat juga menggunakan bahan bakar dari panas buang pembangkit (exhaust)," jelas Adhi.
Adhi melanjutkan bahwa dengan memanfatkan panas buang pembangkit akan dapat meningkatkan efisiensi, karena panas yang terbuang bisa mencemari lingkungan.
Maka panas buang tersebut bisa diolah dengan chiller untuk menghasilkan udara dingin.
"Misalnya gas engine dari sebuah pabrik. Gas engine itu menghasilkan listrik mandiri, selain PLN. Dari situ pasti ada gas buangnya yang lebih dari 300 derajat. Itu bisa digunakan untuk energi chiller. Maka bisa disebut juga dengan absorption chiller atau menyerap panas dari sebuah pembangkit," jelas Adhi.
Chiller atau alat pendingin ruangan berbahan bakar gas bumi yang dikembangkan Subholding Gas Pertamina, PT Permata Karya Jasa. (Arsip PGN).
Selain itu, hot water (90. d.d 180 °C) dan steam (0 s.d 10 Bar) dari sebuah pabrik juga dapat digunakan sebagai energi chiller.
Dari beberapa sumber energi tersebut (multi energy) dapat menghasilkan multi output yaitu cooling (pendingin), heating (pemanas), dan hot water.
"Dari satu alat kita bisa menghasilkan tiga output, cooling, heating, dan hot water. Khusus heating tidak dihidupkan di Indonesia, karena khusus untuk negara empat musim," ujarnya.
"Hot water biasanya digunakan dengan simultan ketika di hotel. Satu alat (chiller) bisa menghasilkan udara dingin untuk ruangan dan hot water untuk shower. Jadi tidak perlu lagi pakai boiler lagi," tambah Adhi.
Chiller ini juga lebih safety (aman), karena ini bersifat vacuum bukan tekakan sehingga kemungkinan terjadi ledakan sangat rendah. Terakhir, chiller telah lulus uji ketahanan gempa sampai 9 SR.
Ketika ada gempa, solution yang ada di dalamnya tetap stabil dan sehingga tetap bisa berfungsi dengan baik. [rin]