WahanaNews.co, Jakarta - Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei terus mendorong peningkatan kerja sama ekspor serta investasi antara pelaku usaha Indonesia dan Taiwan melalui partisipasi aktif di Trade Expo Indonesia (TEI) 2025.
Hingga hari terakhir pameran, Minggu, (19/10), KDEI Taipei mencatatkan potensi transaksi sebesar USD 337 juta atau sekitar Rp5,56 triliun. Potensi
transaksi ini turut memberikan kontribusi terhadap capaian TEI 2025 yang sebesar USD 22,80 miliar selama lima hari pameran (15—19 Oktober 2025) di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Kabupaten Tangerang, Banten.
Baca Juga:
Penyemangat di Akhir Pameran TEI, Mendag Busan Terus Beri Dukungan UMKM untuk Tembus Ekspor
Menurut Kepala KDEI Taipei Arif Sulistiyo, potensi transaksi USD 337 juta tersebut meliputi kerja sama perdagangan komoditassebesar USD 160 juta, investasi USD 144 juta, industri USD 1 juta, dan jasa tenaga kerja USD 32 Juta. Nilai tersebut juga naik sekitar 200 persen dibanding hasil KDEI di TEI 2024 atau setahun sebelumnya yang sebesar USD 114,04 juta.
“Hubungan Taiwan-Indonesia berkembang menjadi sebuah kemitraan yang semakin strategis dan
saling melengkapi. Taiwan dikenal karena inovasi dan keunggulannya di bidang manufaktur, sementara Indonesia menawarkan berbagai sumber daya yang melimpah dan talenta tenaga kerja terampil yang berkualitas,” kata Arif.
Salah satu upaya KDEI di TEI 2025 dalam mencapai hasil tersebut adalah dengan menggelar business matching pada 16—17 Oktober 2025. Kegiatan ini mempertemukan langsung para pelaku usaha Indonesia dengan buyer Taiwan.
Baca Juga:
TEI 2025: Inovasi Hijau Indonesia, Robries Sulap 100% Sampah Plastik Jadi Produk Berkelas Ekspor
Komoditas yang menjadi fokusnya, yaitu makanan dan minuman seperti bubuk coklat, abon ikan, camilan, gula batu, cengkeh, vanili, dan tempe. Untuk komoditas nonpangannya, meliputi sabut kelapa (cocopeat) dan makanan ternak berbasis kopra (white copra meal).
KDEI Taipei juga menggelar forum bisnis pada 17 Oktober 2025 yang diikuti lebih dari 100 pelaku usaha Taiwan dan Indonesia dari berbagai sektor, yaitu perdagangan komoditas, investasi, industri, dan tenaga kerja. Dalam forum bisnis tersebut, dilakukan sejumlah penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dan letter of intent (LoI). Sebagian besar MoU mencakup produk makanan dan
minuman seperti teh, biskuit, dan camilan.
Sementara itu, LoI mencakup, antara lain, makanan dan minuman, bahan bangunan berupa cement clinker, dan sabut kayu. Pada forum bisnis, KDEI Taipei juga memberikan penghargaan kepada beberapa pelaku bisnis yang
telah bekerja sama dengan Indonesia secara berkelanjutan. Salah satunya adalah Chia Ming Steel Industry Corp yang berencana berinvestasi USD 1 juta untuk mendirikan perusahaan di Indonesia.