WahanaNews.co | Karyawan memutuskan mengundurkan diri dari pekerjaannya merupakan satu hal biasa dalam dunia kerja.
Namun, akan menjadi masalah jika turn over alias pergantian "pemain" begitu cepat terjadi di suatu perusahaan.
Baca Juga:
Dituduh Ngobrol saat Kerja, Pegawai SPBU di Jakpus Dikeroyok Pelanggan
Jangan-jangan, ada yang salah dari perusahaan tersebut.
Tak lepas dari itu, ada banyak faktor yang mendasari seseorang berani memutuskan berhenti bekerja daripada tetap bertahan di suatu perusahaan.
Faktor tersebut meliputi banyak elemen, mulai dari budaya kerja, lingkungan, jenjang karier, persepsi karyawan terkait pekerjaan sampai masalah gaji.
Baca Juga:
Soal Penahanan Ijazah Karyawan, Kemenkumham Nilai Perlu Regulasi Isi Kekosongan Hukum
Menurut laman The Balance Careers, gaji memang termasuk sebagai alasan seseorang mengundurkan dari perusahaannya, tapi faktor tersebut tidak ada di urutan pertama.
Berikut ulasan lengkap mengenai tujuh alasan utama yang membuat karyawan mengambil keputusan untuk berhenti dari pekerjaan.
1. Hubungan dengan atasan
Atasan menjadi bagian penting dalam suatu rutinitas pekerjaan kita di kantor.
Atasan bertugas dalam memberikan arahan serta umpan balik, menghubungkan karyawan dengan organisasi yang lebih besar hingga menghabiskan waktu dalam pertemuan selama jam kerja.
Dalam dunia kerja, hubungan atasan dan karyawan sangat memengaruhi tingkat kenyamanan karyawan dan produktivitas mereka.
Menurut banyak sumber, atasan dengan perilaku buruk atau tidak dapat menjalin hubungan baik dengan karyawan menjadi alasan nomor satu pekerjanya resign.
2. Bosan dan mencari tantangan baru
Sebagian besar karyawan ingin menikmati pekerjaannya.
Oleh sebab itu, tidak adanya tantangan terhadap pekerjaan yang mereka geluti menjadi alasan karyawan mengundurkan diri.
Kebanyakan karyawan ingin merasa terlibat, berkontribusi, diberikan kebebasan untuk berkreasi yang bertujuan untuk memberikan kinerja yang baik.
Jika pekerjaan yang hanya itu-itu saja tanpa melibatkan peran mereka, bisa jadi karyawan akan mudah bosan dan jenuh, hingga akhirnya resign dengan alasan mencari tantangan baru.
3. Hubungan dengan rekan kerja
Selain hubungan dengan atas, konflik yang terjadi antar sesama karyawan juga memengaruhi karyawan betah atau malah buru-buru resign.
Seperti kita tahu, kebanyakan jenis pekerjaan melibatkan interaksi satu sama lain.
Pada sebuah riset yang dilakukan organisasi Gallup, ditemukan fakta bahwa seorang karyawan yang bahagia dalam pekerjaannya adalah orang yang memiliki sahabat di tempat kerja.
4. Tawaran menarik dari perusahaan lain
Dalam dunia kerja, karyawan akan terus mengembangkan keterampilan atau kemampuan yang mereka miliki.
Ketika tidak dapat melakukannya di dalam perusahaan, atau bahkan tidak mendapatkan apresiasi, mereka akan mencari kesempatan baru di tempat lain untuk menemukan pengembangan karier atau peluang promosi.
Pastikan untuk membicarakan hal tersebut dengan atasan agar mereka mengetahui harapan dan tujuan kita bekerja di perusahaan yang tengah dijalani.
5. Kontribusi pekerjaan untuk tujuan perusahaan
Setiap karyawan perlu untuk merasa terhubung dan percaya bahwa mereka adalah bagian dari upaya besar dalam memajukan perusahaan.
Keterlibatan karyawan dalam mendiskusikan relevansi pekerjaannya hingga dapat berkontribusi untuk perusahaan merupakan faktor yang membuat pekerja merasa dihargai dan loyal dengan perusahaan.
Pada sebuah riset yang dilakukan Society for Human Resources Management (SHRM) terhadap karyawan.
Para pekerja membutuhkan pengakuan dan penghargaan atas apa yang sudah mereka lakukan untuk perusahaan.
Kurangnya apresiasi dari perusahaan dapat menjadi alasan karyawan pergi mencari perusahaan lain yang lebih menghargai mereka.
6. Kondisi keuangan perusahaan yang tidak stabil
Sejumlah masalah keuangan seperti penjualan yang selalu menurun, PHK (pemutusan hubungan kerja), gaji terlambat, pembekuan perekrutan, kompensasi, tunjangan, hingga perubahan kebijakan yang terkait kondisi keuangan membuat karyawan merasa khawatir.
Itu juga menjadi alasan kuat seseorang berhenti dari pekerjaan. Komunikasikan kepada seluruh tim jika ada sesuatu yang menghambat stabilitas perusahaan.
Masalah terpenting adalah perlu adanya komunikasi yang membuat seseorang percaya terhadap manajemen.
Jika itu tidak terjadi, orang-orang terbaik dari perusahaan justru akan pergi atau memilih untuk resign.
7. Budaya kerja
Budaya kerja di suatu perusahaan juga turut andil dalam membuat seorang karyawan loyal.
Lingkungan yang kondusif dan sesuai dengan nilai-nilai kehidupan yang diyakini berpengaruh pada tingkat kepuasan seseorang dalam bekerja.
Itulah alasannya mengapa dalam suatu perusahaan diperlukan upaya untuk membangun tim yang solid, supportif dan bersahabat.
Rata-rata, para pekerja sangat menghargai budaya kerja yang transparan, manajemen mendengarkan saran dari karyawan, atasan yang mudah didekati dan dihormati, serta arahan yang jelas dan mudah dipahami. [rna]