wahanaNews.co | PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan (UIP) Sulawesi melalui Unit Pelaksana Proyek (UPP) Sulawesi Tengah telah melakukan uji coba operasi (backfeeding) pada pembangkit listrik di Desa Lero Tatari, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala, Sulteng.
Defiar Anis, General Manager PLN UIP Sulawesi, mengungkapkan bahwa Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Palu-3 dengan kapasitas 2x50 MW yang dikelola oleh PT PLN UIP Sulawesi, berhasil melewati tahap 'backfeeding'. Hal ini disampaikannya melalui keterangan pers di Makassar, Kamis (27/7/2023).
Baca Juga:
ALPERKLINAS Imbau Konsumen Percayakan Perbaikan dan Pemasangan Instalasi Listrik pada Ahlinya
Anis menjelaskan bahwa uji coba ini merupakan salah satu tahapan dalam proses pembangunan pembangkit, di mana pembangkit menerima daya listrik dari sistem yang ada untuk melakukan serangkaian pengujian sebelum pembangkit siap untuk dioperasikan.
Menurut dia, perencanaan pengoperasian pembangkit secara komersial dapat tercapai pada pertengahan tahun 2024 untuk unit 1 dan akhir tahun 2024 untuk unit 2, sehingga diharapkan pembangkit ini dapat memberikan manfaat guna meningkatkan keandalan sistem kelistrikan di Sulteng.
Anis menambahkan.saat ini PLN sedang membangun jaringan 150kV untuk mengevakuasi daya dari PLTU Palu-3 ke Kota Palu melalui jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150kV PLTU Palu-3 Incomer – Tawaeli – Talise.
“Semoga pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan ini dapat terlaksana sesuai dengan rencana, untuk itu kami mohon doa dan dukungan dari seluruh pihak agar proses pekerjaan berjalan lancar," kata Anis.
Baca Juga:
Energi Hijau Jadi Primadona, PLN Siapkan Solusi untuk Klien Raksasa Dunia
Effendi Kurnianto, Manajer PLN UPP Sulteng, menyatakan bahwa dalam pembangunan pembangkit di Desa Lero Tatari, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala, Sulteng, telah berhasil menerima daya listrik dari sistem 20kV yang kemudian ditingkatkan melalui trafo step up menjadi 150kV untuk keperluan pengujian peralatan.
Dengan keberhasilan pemasangan sistem 20kV ini, dia menjelaskan bahwa peralatan-peralatan dapat menjalani pengujian. Namun, untuk menguji peralatan lainnya, diperlukan tegangan yang lebih tinggi yaitu 150kV.
Effendi menekankan bahwa walaupun menggunakan sistem kelistrikan 20kV, pekerjaan di lapangan tidak akan berdampak pada pelayanan kepada pelanggan.