Ia menambahkan, budaya kerja yang kolaboratif dan inklusif kini menjadi kekuatan utama PLN dalam menghadapi perubahan dan menciptakan berbagai inovasi.
“Dengan lingkungan kerja yang saling mendukung, kita tidak hanya menciptakan produktivitas tinggi, tetapi juga kebahagiaan dan makna dalam bekerja. Itulah esensi dari budaya PLN yang terus kami bangun,” imbuhnya.
Baca Juga:
Indonesia Tegaskan Komitmen di COP30, PLN Siap Pimpin Transisi Menuju NZE 2060
Sementara itu, Direktur Legal dan Manajemen Human Capital PLN, Yusuf Didi Setiarto, menjelaskan bahwa keberhasilan meraih sertifikasi GPTW tidak terlepas dari konsistensi PLN dalam membangun budaya kerja sebagai bagian dari kisah sukses transformasi organisasi.
Budaya tersebut meliputi tiga fokus utama: GRC Culture (Governance, Risk, and Compliance), Collaboration and Performance Culture, serta Customer Centric Culture.
Direktur Legal dan Manajemen Human Capital PLN, Yusuf Didi Setiarto menjelaskan bahwa raihan sertifikasi bergengsi Great Place to Work (GPTW) ini tidak terlepas dari pembangunan budaya kerja sebagai bagian dari transformasi organisasi menyeluruh di PLN.
Baca Juga:
PLN Hadirkan Terang untuk 104 Keluarga di Ende Lewat Program TJSL “Tirai Kasi”
“Tiga fokus ini menjadi fondasi bagi PLN menuju perusahaan kelas dunia yang berkelanjutan dan terpercaya. Kami juga menerapkan program-program prioritas budaya, mulai dari Customer Centric, Safety Culture, Efisiensi atau Menghilangkan Kemubadziran, hingga Wellbeing yang memastikan kebahagiaan insan PLN menjadi prioritas,” terang Didi.
Lebih lanjut, Didi menjabarkan tujuh program prioritas budaya PLN, yakni Customer Centric Culture, Next Process is Our Customer, Budaya Peningkatan Pendapatan, Budaya Penghapusan Kemubadziran, Wellbeing, Beyond kWh Revenue, dan Safety Culture.
Implementasi nilai-nilai tersebut, kata Didi, dijalankan oleh lebih dari 11.000 culture ranger di seluruh unit PLN Group.