WahanaNews.co, Bandar Lampung -Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri mengajak alumni Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) untuk berperan aktif dalam
mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Baginya, alumni perguruan tinggi dengan pengalaman dan jaringan yang luas memiliki peran penting dalam mendukung lahirnya inovasi dan membuka peluang usaha untuk pemberdayaan masyarakat. Ajakan ini disampaikan Wamendag Roro saat
memberikan pidato utama pada acara Pelantikan Pengurus Ikatan Alumni (IKA) Untirta Wilayah Lampung di Bandar Lampung, kemarin, Sabtu (6/9).
Baca Juga:
Wamendag Roro: IP-CEPA Jadi Landasan Perkuat Hubungan Dagang dan Kerja Sama Pelaku Usaha Indonesia-Peru
“Alumni Untirta memiliki potensi besar untuk menjadi penggerak dan pembimbing bagi generasi produktif. Dengan jejaring yang dimiliki, alumni Untirta juga dapat berperan dalam
mengembangkan ide-ide bisnis dan peluang perdagangan,” ujar Roro.
Wamendag Roro menambahkan, salah satu faktor kunci untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 yaitu kondisi demografi Indonesia di mana sekitar 70 persen penduduk Indonesia berada pada usia produktif dalam rentang periode 2020--2045.
Menurutnya, bonus demografi tersebut hanya dapat memberikan manfaat apabila ditopang oleh peran berbagai pihak, termasuk alumni perguruan tinggi yang mampu menghubungkan generasi muda dengan dunia kerja, dunia usaha, dan jejaring profesional.
Baca Juga:
Wamendag Roro: Perluasan Pasar Ekspor Jadi Kunci Hadapi Tantangan Global
“Kemendag juga mendukung terwujudnya ekosistem perdagangan yang kuat dan berdaya saing, baik di tingkat domestik maupun global. Upaya ini dilakukan demi mendorong kemandirian ekonomi dan perdagangan, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia,” ungkap Wamendag Roro.
Wamendag Roro mengutarakan bahwa Visi Indonesia Emas 2045 bukan sekadar slogan. Ia menjelaskan, penduduk Indonesia akan didominasi oleh penduduk dengan usia produktif. Oleh karena itu, pemerintah tengah berupaya serius mencetak sumber daya manusia yang unggul, salah
satunya melalui program strategis nasional Sekolah Rakyat.
Sekolah tersebut dirancang untuk
memberikan kesempatan belajar bagi masyarakat yang putus sekolah, sehingga diharapkan dapat memutus rantai kemiskinan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2024, sekitar tiga juta anak Indonesia putus sekolah dengan 76 persen di antaranya disebabkan oleh keterbatasan ekonomi. Melalui Sekolah Rakyat, pemerintah berupaya melahirkan generasi yang tidak hanya memiliki keterampilan dan daya saing, tetapi juga menjunjung tinggi tata krama, budaya, serta nilai gotong royong.
Tidak hanya itu, pemerintah ingin memastikan bonus demografi menjadi momentum untuk mendorong
kemajuan bangsa.
[Redaktur: Alpredo]