WahanaNews.co | Bank Dunia atau World Bank mengungkapkan bahwa sektor pertanian selama ini begitu konsisten mendorong pengentasan kemiskinan ekstrem di Tanah Air.
Pendapatan pertanian secara perlahan tetapi efektif telah mengurai angka kemiskinan di banuak wilayah pedesaan.
Baca Juga:
Setara Negara Maju, Pendapatan Per Kapita Jakarta Pusat US$50.000
"Sektor pertanian dan jasa dengan nilai tambah rendah (NT rendah) tetap menjadi pendorong utama pengentasan kemiskinan," tulis Bank Dunia dalam laporan bertajuk Indonesia Poverty Assessment.
Meski demikian, laporan itu juga menunjukkanbahwa perubahan iklim atau cuaca ekstrem berpotensi jadi ancaman kemiskinan berikutnya.
Dampak perubahan iklim diperkirakan akan meningkatkan frekuensi tingkat keparahan guncangan alam dan juga dapat menjebak rumah tangga menjadi miskin.
Baca Juga:
Kebut Elektrifikasi dan EBT, PLN Kantongi Pendanaan US$ 581,5 Juta dari Bank Dunia
Dilansir dari Bank Dunia, sebagian besar subsidi bahan bakar minyak (BBM) diketahui berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca (GRK) yang lebih tinggi.
Kemudian ada pula pembelanjaan 2 hingga 3 persen dari produk domestik bruto (PDB) untuk pertanian yang sebagian besar sebagai subsidi produksi pertanian.
Country Director World Bank untuk Indonesia Satu Kahkonen mengatakan bahwa Indonesia berhasil mencapai tujuannya dalam memberantas kemiskinan ekstrem ketika mencapai persentase 1,5 persen pada 2022.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan juga perlindungan sosial merupakan dua aspek penting yang berkontribusi besar pada kemajuan tersebut.
"Indonesia sekarang dapat menetapkan sasaran yang lebih tinggi untuk meningkatkan kehidupan sepertiga penduduknya yang secara ekonomi masih tidak aman. Apalagi Indonesia memiliki tujuan menjadi negara berpenghasilan tinggi pada 2045," kata Satu, melansir Kompas.com, JUmat (12/5/2023).
Namun demikian, lanjut Satu, Indonesia harus waspada terhadap guncangan krisis dunia. Contoh guncangan krisis yang mengancam adalah pandemi Covid-19 yang terjadi dalam beberapa tahun terkahir.
Ia mengungkapkan, pandemi Covid-19 mendorong perekonomian Indonesia ke dalam resesi meski dua tahun berikutnya perekonomian pulih kembali.
"Hal ini memberikan contoh nyata tentang guncangan hebat yang berdampak pada pekerjaan dan kesehatan. Pemerintah dengan cepat meningkatkan bantuan sosial (bansos), menjangkau lebih banyak penerima manfaat dan meningkatkan produktivitas," imbuh Satu. [eta]