WahanaNews.co | Gempa dengan magnitudo (M) 7,5 di Papua Nugini memiliki dampak yang hebat di sektor infrastruktur sekaligus menelan korban jiwa sebanyak 7 orang.
BMKG menyatakan gempa tersebut terjadi pada Minggu (11/9/2022) pukul 06.47 WIB. Pusat gempa berada di darat dengan jarak 352 km barat laut dari Port Moresby, Papua Nugini.
Baca Juga:
Longsor Terjadi di Papua Nugini, Kemenlu Pastikan Tak Ada WNI Jadi Korban
"Gempa ini dirasakan (MMI): II-III Merauke, II Jayapura, II Wamena," tulis BMKG.
Skala II MMI artinya getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Sementara skala III MMI berarti getaran dirasakan nyata dalam rumah dan seakan-akan ada truk berlalu.
Baca Juga:
Dirjen Adwil Kemendagri Bahas Kerja Sama Indonesia-Papua Nugini di Perbatasan
Ada Peringatan Tsunami
The US Geological Survey (USGS) sempat mengeluarkan peringatan tsunami. USGS melaporkan gempa di Papua Nugini itu berkekuatan M 7,6.
Dilansir dari AFP dan Reuters, Minggu (11/9), USGS, situs yang melaporkan terjadinya gempa, sempat mengeluarkan peringatan tsunami.
USGS saat itu mencatat ada kemungkinan "fluktuasi permukaan laut kecil di beberapa wilayah pesisir".
USGS menyebut gempa ini terjadi pada kedalaman 61 kilometer, sekitar 67 kilometer dari kota Kainantu. Papua Nugini sendiri terletak di 'Cincin Api' Pasifik yang menyebabkan sering mengalami gempa bumi.
Gempa yang dirasakan hingga Jayapura ini dilaporkan mengakibatkan kerusakan bangunan di dekat Kota Madang, Papua Nugini.
Penduduk setempat di Madang yang berbicara kepada AFP mengatakan mereka merasakan "guncangan yang sangat kuat".
Ada laporan kerusakan bangunan.
Korban Tewas 7 Orang
Gempa tersebut menyebabkan tujuh orang tewas di Papua Nugini.
Jumlah itu merupakan data korban hingga Senin (12/9). Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah seiring tim penyelamat mulai menjangkau komunitas terpencil yang dilanda tanah longsor.
Dilansir kantor berita AFP, Komisaris Polisi David Manning mengatakan para korban gempa telah ditemukan di seluruh bagian utara negara itu di mana terjadi kerusakan yang meluas pada rumah dan infrastruktur.
Gempa tersebut telah memicu serangkaian tanah longsor yang mematikan.
Manning mengatakan tiga penambang aluvial terkubur hidup-hidup di dekat pemukiman Wau dan empat lainnya meninggal di beberapa lokasi di provinsi Morobe dan Madang.
Kelompok misionaris dan perusahaan penerbangan swasta telah berusaha menjangkau komunitas yang terisolasi dan mengangkut yang terluka ke tempat yang aman.
Pengintaian udara oleh Mission Aviation Fellowship menunjukkan "pergeseran yang terlihat di daerah Nankina dan beberapa masih aktif tergelincir", demikian menurut Tim Penanggulangan Bencana Papua Nugini PBB.
Banyak orang dikhawatirkan telah mengungsi tetapi penilaian awal di lapangan masih samar.
Sekretaris Jenderal Palang Merah Papua Nugini, Valachie Quagliata, mengatakan kondisi daerah pegunungan yang berat telah membuat akses sulit.
Daerah yang terkena dampak terburuk tidak dapat diakses dengan mobil.
Menurut penilaian PBB, gempa bumi merusak pembangkit listrik tenaga air Ramu yang "mengakibatkan pemadaman sistem total di seluruh provinsi Dataran Tinggi, Madang, dan Morobe".
"Akan ada gangguan besar pada listrik ke depan," kata Quagliata. [rin]