WahanaNews.co | Dalam
laporannya, Platform Arsitektur Rethinking The Future memaparkan 10 kota di
dunia dengan tata kota yang buruk. Pemicu buruknya tata kota di antaranya karena
jeleknya perencanaan infrastruktur.
Baca Juga:
Kadiv Humas Polri : Nama Calon Wakapolri Sudah ada, Saat ini Sedang Dalam Proses Pemilihan.
Dari 10 daftar negara yang memiliki tata kota buruk, DKI
Jakarta menempati posisi pertama. Berikut adalah daftarnya:
1. DKI Jakarta, Indonesia
Baca Juga:
Rapat Paripurna Sahkan RUU Daerah Khusus Jakarta Jadi Usul Inisiatif DPR
Ibu kota Indonesia yang sangat padat, Jakarta dikatakan
sebagai tempat dengan desain terburuk di Bumi. Hal itu dikarenakan ruang hijau
terbuka kurang memadai, kemacetan lalu lintas yang ekstrem, dan perluasan kota
yang tidak terencana.
Kemacetan lalu lintas di Jakarta salah satunya dikarenakan
pembangunan infrastruktur. Pemerintah daerah dapat berkontribusi dengan cara
mengurangi pelaksanaan proyek jangka panjang.
2. Dubai, Uni Emirat Arab (UEA)
Tidak seperti Jakarta yang menghadapi kekurangan sebagian
besar fasilitas, Dubai justru hampir semua hal dibuat tanpa memperhatikan apa
yang dipedulikan orang awam.
Dubai disebut sebagai tata kota yang buruk dikarenakan
berbagai fasilitas dan gedung-gedung tinggi dibangun tanpa mempertimbangkan
dimensi manusia dalam desain ruang, dan tata letak yang tidak mendukung pejalan
kaki.
3. Brasilia, Brasil
Brasilia mengalami masalah terlalu banyak desain dalam
merancang tata kota, tetapi gagal. Tata ruang kotanya terinspirasi oleh
"pesawat" dengan arsitektur modern, namun sayangnya kota ini mendapat predikat
"tiruan" karena kurangnya koneksi dengan orang-orang yang tinggal di kota
tersebut.
4. Atlanta, Georgia, AS
Seperti Jakarta, Atlanta bagi Amerika Serikat (AS) memiliki
kemacetan lalu lintas yang sangat mengerikan akibat booming di tahun 80-an dan
90-an. Masalahnya semakin meningkat karena adanya konektor antar negara bagian,
di tengah pusat kota Atlanta.
Satu-satunya cara untuk mengatasi masalah kemacetan adalah
angkutan massal yang efektif, salah satunya sistem MARTA (kereta bawah tanah)
yang tidak memadai perlu diperluas.
5. Sao Paulo, Brasil
Selama abad ke-20, Sao Paulo beralih dari lingkungan
perkotaan kecil ke kota metropolitan 3.000 mil persegi dengan pusat kota yang
kaya dan pinggiran kota yang miskin. Kota ini disebut sebagai korban dari
perencanaan yang tidak merata.
Untuk mengatasi masalah kemacetan, penduduk kaya dan makmur
di Sao Paulo memilih perjalanan dengan helikopter. Maklum, kota ini memiliki
armada helikopter per kapita terbesar di dunia. [rin]