WahanaNews.co | Setidaknya 8 orang meninggal dunia dan 14 lainnya luka-luka usai hujan deras dan banjir melanda ibu kota Korea Selatan.
Hujan deras yang turun pada Senin (08/08) mengakibatkan jalan-jalan Seoul terbenam banjir.
Baca Juga:
16 Desa di Aceh Barat Terendam Banjir, Air Capai 50 Sentimeter
Air juga memasuki stasiun-stasiun kereta dan menyebabkan pemadaman listrik di seluruh kota dan area sekitarnya.
Beberapa daerah Seoul mengalami tingkat hujan tertinggi dalam 80 tahun, menurut badan meteorologi Korea.
Kantor-kantor cuaca negara tersebut memprediksi hujan deras akan terus turun selama beberapa hari ke depan.
Baca Juga:
BPBA Lapor Dua Desa di Aceh Jaya Terendam Banjir Setinggi 1,2 Meter
Laporan media lokal menyebutkan tiga korban tewas tinggal di apartemen semi-rubanah atau dikenal sebagai banjiha.
Petugas penyelamat berkata mereka tidak dapat mencapai apartemen di bawah tanah itu karena di jalan-jalan, ketinggian air telah mencapai pinggang orang dewasa.
Kerusakan terlihat di seluruh Seoul pagi ini. Namun lokasi yang paling menunjukkan tragedi adalah sebuah rumah berwarna jingga, dengan jendela-jendela kecil yang retak mengintip dari muka jalanan.
Jendela-jendela ini adalah bagian dari apartemen rubanah (ruang bawah tanah) di mana tiga orang, terperangkap dalam banjir, dan tenggelam malam tadi. Mereka adalah kakak-beradik perempuan di usia 40an dan putri salah satunya yang berusia 13 tahun.
Pagi ini, apartemen itu masih dikepung genangan air dan sisa-sisa banjir semalam.
Tempat tinggal ini mirip dengan apartemen yang ada di film Parasite, yang diganjar Piala Oscar. Kisah nyata ini juga mirip dengan adegan pembuka film itu, di mana sebuah keluarga berusaha untuk membuang air dari rumah mereka saat hujan deras turun.
Namun kejadian semalam berakhir jauh lebih buruk.
Kunjungan Presiden Korsel Yoon ke apartemen tersebut di pagi ini menunjukkan bahwa kematian ini signifikan.
Ini adalah pengingat bahwa jauh dari gemerlapnya Gangnam, di mana kerusakan besar terjadi akibat banjir, ratusan warga Korea hidup di apartemen-apartemen rubanah yang tak aman semacam ini.
Sejumlah wilayah Seoul, kota pelabuhan di sebelah barat Incheon, dan Provinsi Gyeonggi yang mengelilingi Seoul mencatatkan curah hujan lebih dari 10 cm per jam pada Senin malam, menurut kantor berita Yonhap.
Sementara itu, Distrik Dongjak di Seoul mencatatkan lebih dari 141,5 mm hujan per jam - ini adalah tingkat curah hujan tertinggi sejak 1942, menurut Badan Meteorologi Korea (KMA).
Foto-foto yang diterbitkan oleh Yonhap menunjukkan air banjir mengalir ke tangga-tangga stasiun kereta bawah tanah, mobil-mobil yang diparkir tenggelam hingga ke jendela, dan orang-orang mencoba berjalan mengarungi air setinggi lutut.
Pusat Penanggulangan Bencana dan Keselamatan Korea Selatan mengatakan, empat orang tewas setelah terperangkap di gedung-gedung yang terendam banjir, satu tersengat listrik, satu orang ditemukan di bawah reruntuhan halte bus, dan satu lagi tewas akibat tanah longsor.
Setidaknya 163 orang di Seoul telah kehilangan tempat tinggal dan harus mengungsi di gedung-gedung sekolah dan fasilitas umum, menurut Yonhap.
Hujan juga mempengaruhi transportasi umum, karena rel kereta api yang kebanjiran memaksa dihentikannya layanan kereta api di Seoul dan Incheon.
KMA masih mengeluarkan peringatan hujan lebat di seluruh Seoul dan wilayah sekitarnya, dan mengatakan pihaknya memperkirakan tingginya curah hujan di bagian tengah negara itu akan berlanjut setidaknya hingga Rabu. [rin]