WahanaNews.co | Persaingan kekuatan militer dari negara adidaya kian memanas dalam isu hubungan internasional saat ini. Yang terbaru, perkembangan alutsista dari negara China dikabarkan sangat cepat, saat negara AS sedang mengalami berbagai persoalan birokrasi.
Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua Kepala Staf Gabungan Amerika Serikat (AS), Jenderal John Hyten. Menurutnya, dengan adanya gangguan dan permasalahan birokrasi ini, China lambat laun akan menjadi negara dengan kemampuan militer terkuat di dunia. Ia mencontohkan dengan perkembangan rudal hipersonik yang dikabarkan berhasil diluncurkan Beijing dan gagal diluncurkan Washington.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
"Menyebut China sebagai ancaman adalah istilah yang tepat karena kecepatan pergerakan China sangat menakjubkan," ujar Hyten kepada wartawan di meja bundar Defense Writers Group, Kamis (28/10).
Mengenai senjata rudal hipersonik, sebelumnya AS, China, dan Rusia, berhasil melakukan uji coba teknologi rudal hipersonik dengan jangka waktu berbeda pada Oktober ini.
Financial Times melaporkan China berhasil menguji kendaraan luncur hipersonik yang mampu membawa senjata nuklir. Mereka melaporkan kendaraan luncur diluncurkan dari sistem pengeboman orbital. Meski begitu, China membantah adanya laporan tersebut.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
"Tes itu bukan (untuk rudal hipersonik, tetapi) tes rutin untuk pesawat ruang angkasa," kata pihak China, dikutip dari CNN International.
China sempat meluncurkan rudal jarak menengah hipersonik, DF-17, pada 2019. Rudal dapat menempuh jarak sekitar 2.000 kilometer (1.200 mil) dan dapat membawa hulu ledak nuklir.
Juru bicara Pentagon, John Kirby menolak mengomentari laporan tersebut secara spesifik. Namun dia menambahkan jpihaknya khawatir soal China yang mengejar kemampuan di bidang militer.