WAHANANEWS.CO, Jakarta - Sebuah jet tempur Tornado milik Angkatan Udara Jerman terlihat membawa bom gravitasi nuklir B61-12 buatan Amerika Serikat saat terbang di Pangkalan Udara Edwards, California, pekan lalu.
Jet ini terlibat dalam program "nuclear sharing" NATO, yang memungkinkan negara-negara anggota menggunakan senjata nuklir AS dalam situasi tertentu.
Baca Juga:
Euro 2024: Slovenia vs Serbia Berakhir Imbang 1-1
Bom B61-12 adalah versi terbaru dari keluarga bom B61 dengan kemampuan daya ledak hingga 50 kiloton. Sebagai perbandingan, bom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki masing-masing memiliki daya ledak 15 dan 25 kiloton.
Bom B61-12 dilengkapi dengan ekor pemandu untuk meningkatkan akurasinya dan dirancang untuk digunakan hingga 20 tahun ke depan.
Bom ini akan menggantikan bom nuklir AS yang saat ini ditempatkan di Eropa, dengan beberapa pangkalan udara di sana, termasuk di Jerman, sebagai lokasi penyimpanannya.
Baca Juga:
Timnas Turki Menang Melawan Georgia di Euro 2024 Skor 3-1
Bom B61-12 memberikan fleksibilitas dalam menargetkan sasaran dengan dampak yang lebih minimal. Menurut laporan Newsweek, NATO mengonfirmasi bahwa AS telah menempatkan bom B61-12 di Eropa sebagai bagian dari strategi pencegahan nuklir.
Bom tersebut tetap di bawah kendali AS, tetapi dapat digunakan oleh negara-negara sekutu NATO yang ikut dalam program "nuclear sharing."
Langkah ini merupakan upaya NATO untuk meningkatkan kemampuan nuklir mereka sebagai penangkal ancaman, terutama dari Rusia, yang terus memperkuat kapasitas senjata nuklirnya.
Kantor Direktur Intelijen Nasional AS mengingatkan bahwa Rusia terus memperluas kekuatan nuklirnya untuk menghalau ancaman.
Foto dari Pangkalan Udara Edwards yang diambil pada 27 Agustus menunjukkan jet tempur Jerman membawa bom B61-12. Hans Kristensen dari Federasi Ilmuwan Amerika memastikan bahwa bom tersebut merupakan bom pelatih, bukan senjata aktif.
Selain jet Tornado, pesawat tempur F-35A "Lightning II" yang digunakan AS dan sekutunya juga telah disertifikasi untuk membawa bom ini.
Jerman bahkan telah memesan 35 jet F-35A untuk menggantikan Tornado dan melanjutkan peran nuklir dalam NATO.
Sören Schmelz, juru bicara Angkatan Bersenjata Jerman, mengonfirmasi bahwa dua pesawat Tornado Jerman sedang menjalani latihan di AS sebagai bagian dari program "Silent Companion 24."
Setelah selesai, kedua jet akan kembali ke Jerman antara 11 dan 13 September.
Jet Tornado Jerman bukan satu-satunya pesawat non-AS yang menjalani pelatihan dengan bom B61-12. Pada 2021, jet tempur F-16 Belanda juga terlihat membawa bom pelatih B61-12 di Pangkalan Udara Volkel.
Belanda adalah salah satu dari lima negara Eropa yang menyimpan senjata nuklir AS sebagai bagian dari program "nuclear sharing" NATO.
Pada Juni 2023, Angkatan Udara Belanda menggantikan F-16 dengan F-35A untuk mendukung misi nuklir NATO.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]