WahanaNews.co | Pemerintah Kanada, lewat hakim Mahkamah Agung British Columbia, memutuskan untuk membebaskan serta mengakhiri proses ekstradisi dan pembebasan bersyarat terhadap petinggi raksasa telekomunikasi China, Huawei, Meng Wanzhou.
Namun, Pemerintah Kanada melakukannya dengan syarat pembebasan 2 WN Kanda yang ditahan China.
Baca Juga:
Baidu dan Huawei Garap Masa Depan Otomotif: Navigasi, ADAS, dan Kokpit Pintar
Pembebasan Meng Wanzhou ini dilakukan setelah 3 tahun terakhir Meng mendekam di tahanan rumah.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (25/9/2021), pembebasan ini diputuskan pada Jumat (24/9/2021) waktu setempat, usai kesepakatan antara Meng dengan Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) tercapai berkaitan dengan penangguhan dakwaan penipuan yang dijeratkan terhadapnya.
"Saya telah menandatangani perintah pembebasan," ucap Ketua Mahkamah Agung British Columbia, hakim Heather Holmes, pada akhir sidang singkat, di mana jaksa Kanada yang bertindak mewakili AS meminta penundaan proses ekstradisi dan pencabutan jaminan bersyarat terhadap Meng.
Baca Juga:
Dukungan Digital: PLN dan Huawei Hadirkan Joint Innovation Center
Keputusan hakim Kanada untuk membebaskan Meng Wanzhou disampaikan beberapa jam setelah jaksa AS mengumumkan kesepakatan yang telah tercapai di mana dakwaan terhadapnya ditangguhkan dan akhirnya dicabut.
Meng yang berusia 49 tahun sendiri ternyata putri dari pendiri Huawei, Ren Zhengfei.
Tiga tahun terakhir ini dihabiskan oleh Meng sebagai tahanan rumah di Vancouver, Kanada, sambil menghadapi sidang ekstradisi ke AS untuk menghadapi dakwaan penipuan terkait anak perusahaan Huawei yang menjual perlengkapan di Iran, yang dianggap melanggar sanksi-sanksi AS.
Meng pun sempat mengucapkan terima kasih kepada hakim, para pendukungnya, para pejabat China dan bahkan pemerintah Kanada karena “menegakkan hukum”.
Dia mengakui selama 3 tahun ini menjalani hidup yang kacau.
"Selama tiga tahun terakhir, hidup saya kacau. Waktu saya terganggu sebagai seorang ibu, istri dan eksekutif perusahaan," ucap Meng.
"Namun, saya meyakini setiap persoalan memiliki pelajaran. itu benar-benar pengalaman yang tak ternilai dalam hidup saya. Ada pepatah mengatakan, semakin besar kesulitannya, semakin besar pertumbuhannya," imbuhnya.
Secara terpisah, Departemen Kehakiman Kanada merilis pernyataan yang mengonfirmasi bahwa Meng sekarang “bebas untuk meninggalkan Kanada”.
Sementara itu, usai menghirup udara bebas, Meng dilaporkan langsung terbang ke Shenzhen dan kembali ke China.
Kembaliya Meng ini adalah yang pertama kalinya sejak dia ditangkap di bandara Vancouver pada 1 Desember 2018 lalu.
Kasus yang menjerat Meng ini telah memicu ketegangan dalam hubungan diplomatik antara China, AS, dan Kanada.
Penahanan Meng yang dilakukan otoritas Kanada atas nama pemerintah AS ini berkaitan dengan dugaan penipuan terhadap bank HSBC dan penipuan wire, di mana dia dituduh menyembunyikan pelanggaran terhadap sanksi-sanksi AS pada Iran yang dilakukan Skycom, anak perusahaan Huawei.
Jaksa-jaksa AS dalam dakwaannya menyebut Huawei mengalihkan pembayaran terkait Skycom melalui sistem perbankan AS, yang mengarah pada pelanggaran sanksi, dan menyebut Meng merupakan anggota dewan direksi Skycom.
Namun, pada Jumat (24/9/2021) waktu setempat, jaksa AS berhasil membuat Meng menyepakati pernyataan fakta dalam kasus ini.
Sebagai imbalannya, jaksa AS sepakat menangguhkan dakwaan terhadap Meng hingga 1 Desember 2022, dan akhirnya menggugurkannya jika Meng tetap mematuhi kesepakatan tersebut.
Dengan penyelesaian dan pembebasan Meng dalam kasusnya dengan AS, otoritas Kanada kini berharap agar dua warganya yang ditahan China atas dakwaan spionase segera dibebaskan.
Pengusaha Michael Spavor dan mantan diplomat Michael Kovrig ditahan otoritas China beberapa hari setelah Meng ditangkap di Kanada, dalam upaya yang disebut para pengkritik China sebagai “diplomasi penyanderaan”.
Setelah kabar bebasnya petinggi Huawei, Meng Wanzhou, Otoritas China ternyata juga membebaskan dua warga negara Kanada.
Kedua WN Kanada tersebut sebelumnya ditahan oleh China atas tuduhan spionase.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (25/9/2021), kedua WN Kanada yang dibebaskan itu yakni pengusaha Kanada, Michael Spavor, dan mantan diplomat Kanada, Michael Kovrig.
Pembebasan mereka diumumkan langsung oleh Perdana Menteri (PM) Justin Trudeau dalam konferensi pers pada Jumat (24/9/2021) waktu setempat.
Dalam pernyataannya, Trudeau menyatakan keduanya tengah dalam penerbangan pulang ke Kanada.
"Telah meninggalkan wilayah udara China, dan mereka dalam perjalanan pulang," tegasnya.
Trudeau menyebut, kedua WN Kanada itu diperkirakan akan mendarat di Kanada pada Sabtu (25/9/2021) waktu setempat.
Trudeau tidak menjelaskan lebih lanjut soal alasan China membebaskan kedua warga Kanada itu.
Namun diketahui bahwa negara-negara Barat yang mengkritik China sebelumnya menyebut penahanan Spavor dan Kovrig itu sebagai “diplomasi penyanderaan”.
Keduanya diketahui ditahan otoritas China beberapa hari setelah Meng ditangkap di Vancouver, Kanada, pada Desember 2018 lalu. [dhn]