WahanaNews.co | Hasil
studi terbaru para ilmuwan Italia menunjukkan fakta bahwa COVID-19 diduga kuat lebih
dulu muncul di Eropa dari pada di China.
Baca Juga:
Korupsi APD Covid Negara Rugi Rp24 Miliar, Eks Kadinkes Sumut Divonis 10 Tahun Bui
Menurut hasil studi tersebut, virus Corona baru telah muncul
di Italia pada awal Oktober 2019, dua bulan sebelum Beijing memberi tahu dunia
tentang kasus pneumonia yang disebabkan oleh virus yang tidak diketahui.
Para peneliti menguji ulang sampel darah individu untuk
kanker paru-paru sebelum pandemi. Tiga sampel ditemukan mengandung antibodi
terkait virus Corona, IgM, yang menunjukkan bahwa seseorang baru saja
terinfeksi.
"Hasil pengujian ulang ini menunjukkan bahwa apa yang
kami laporkan sebelumnya pada pasien tanpa gejala adalah sinyal yang masuk akal
dari sirkulasi awal virus di Italia," terang Giovanni Apolone, salah satu
peneliti, kepada Financial Times yang dinukil
Baca Juga:
Kasus Korupsi APD Covid-19: Mantan Kadinkes Sumut Dituntut 20 Tahun Penjara
Namun, hasilnya tidak memberikan bukti konklusif tentang
infeksi SARS-CoV-2. Menurut penelitian, tidak ada sampel yang mengandung kadar
yang cukup dari masing-masing dari tiga jenis antibodi yang dianggap sebagai
bukti infeksi oleh Universitas Erasmus di Belanda, fasilitas yang berafiliasi
dengan WHO.
Salah satu ilmuwan yang terlibat dalam penelitian, Gabriella
Sozzi, mengatakan hal ini mungkin terjadi karena pada awal pandemi virus kurang
agresif dan menular.
Studi ini tidak menjawab pertanyaan tentang asal usul virus
Corona baru, tetapi temuannya kemungkinan akan memulai perdebatan tentang
masalah ini.
Kasus COVID-19 pertama yang diketahui dilaporkan di kota
Wuhan di China pada Desember 2019, dengan Eropa melaporkan kasus pertamanya
pada Januari 2020. Namun, penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa penyakit
menular itu bisa muncul di benua itu pada awal November 2019.
Perkembangan terbaru ini terjadi ketika Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) dan pemerintahan Joe Biden secara terpisah melakukan penyelidikan
tentang asal-usul penyakit menular, yang menurut Universitas John Hopkins telah
menewaskan 4,1 juta orang di seluruh dunia.
[qnt]