WahanaNews.co | Citra satelit menunjukkan Korea Utara (Korut) memperluas fasilitas nuklir Yongbyon.
Seperti dilaporkan Al Jazeera, Minggu (19/9/2021), para ahli menduga, perluasan fasilitas itu menjadi tanda bahwa Korut akan meningkatkan produksi bahan bom.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Satu laporan dari Institut Studi Internasional Middlebury di Monterey mengatakan, foto-foto yang diambil oleh perusahaan citra satelit Maxaritu menunjukkan pembangunan di daerah yang bersebelahan dengan pabrik pengayaan uranium di Yongbyon.
“Perluasan pabrik pengayaan mungkin menunjukkan bahwa Korea Utara berencana untuk meningkatkan produksi senjata uranium di situs Yongbyon sebanyak 25 persen,” kata Jeffrey Lewis dan dua ahli lainnya di institut itu dalam laporan mereka.
Korea Utara baru-baru ini mengumumkan uji coba rudal balistik pertamanya dalam enam bulan dengan negosiasi nuklir dengan Amerika Serikat terhenti sejak 2019.
Baca Juga:
Krisis Kelahiran di Korut: Pemerintah Penjarakan Dokter Aborsi dan Sita Alat Kontrasepsi
Laporan Middlebury mengatakan, citra satelit yang diambil pada 1 September menunjukkan Korea Utara menebang pohon dan menyiapkan tanah untuk konstruksi, dan ekskavator konstruksi juga terlihat.
Laporan itu menyatakan gambar kedua yang diambil dua minggu kemudian menunjukkan sebuah dinding telah dibangun untuk menutup area tersebut, dan panel-panel dipindahkan dari sisi bangunan pengayaan untuk menyediakan akses ke area yang baru ditutup.
Menurut laporan, area baru ini berukuran sekitar 1.000 m2, ruang yang cukup untuk menampung 1.000 sentrifugal tambahan, yang akan meningkatkan kapasitas pabrik untuk menghasilkan uranium yang sangat diperkaya sebesar 25%.
Senjata nuklir dapat dibuat menggunakan uranium atau plutonium yang sangat diperkaya, dan Korea Utara memiliki fasilitas untuk memproduksi keduanya di Yongbyon.
Bulan lalu, foto-foto satelit Yongbyon sebelumnya menunjukkan tanda-tanda bahwa Korea Utara melanjutkan operasi fasilitas lain untuk memproduksi plutonium tingkat senjata.
Korea Utara menyebut kompleks Yongbyon sebagai "jantung" dari program nuklirnya.
Selama pertemuan puncak dengan Presiden Donald Trump pada awal 2019, Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, menawarkan untuk membongkar seluruh kompleks jika dia diberi keringanan sanksi besar.
Tapi usulan itu ditolak.
Beberapa pakar Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan percaya bahwa Korea Utara secara diam-diam menjalankan setidaknya satu pabrik pengayaan uranium tambahan.
Pada tahun 2018, seorang pejabat tinggi Korea Selatan mengatakan kepada parlemen bahwa Korea Utara diperkirakan telah memproduksi sebanyak 60 senjata nuklir juga.
Perkiraan berapa banyak senjata nuklir yang dapat ditambahkan Korea Utara setiap tahun bervariasi, mulai dari enam hingga 18.
Selain uji coba rudal balistik, Korea Utara juga menyatakan pihaknya meluncurkan rudal jelajah ke arah laut dalam uji coba.
Peluncuran ini dilihat sebagai upaya untuk memperkuat kemampuan serangannya terhadap Korea Selatan dan Jepang, di mana AS memiliki sekitar 80.000 tentara. [qnt]