WahanaNews.co | Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) pada Jumat (27/5) waktu setempat gagal menyepakati pernyataan bersama yang bertujuan mendorong junta Myanmar untuk mengambil langkah-langkah menuju solusi damai bagi krisis yang sedang berlangsung di negara itu.
China dan Inggris, yang menyusun pernyataan itu, saling menyalahkan atas kegagalan negosiasi, yang dilakukan menyusul pertemuan tertutup DK PBB tentang Myanmar pada Jumat pagi waktu setempat.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
Dilansir detikcom dari kantor berita AFP, Sabtu (28/5/2022), bagi London, China meminta "terlalu banyak", yang menyebabkan gagalnya negosiasi.
Seorang juru bicara delegasi China untuk PBB mengatakan kepada AFP bahwa pada akhirnya, hanya ada "sedikit perbedaan" untuk mencapai kesepakatan yang "bukan tidak mungkin untuk diatasi."
Teks awal mengusulkan agar Dewan Keamanan mengungkapkan keprihatinan mendalam atas "kemajuan terbatas" dalam menerapkan rencana lima poin untuk mengakhiri krisis, yang ditetapkan lebih dari setahun yang lalu oleh Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
Teks itu juga menyerukan tindakan untuk mengimplementasikan peta jalan.
China mengusulkan menggunakan istilah kemajuan "lambat" dan bukannya "terbatas".
"Kata-kata kami faktual tetapi tidak merendahkan dan sangat disayangkan bahwa tidak ada kesepakatan," kata juru bicara delegasi China.
Teks selebihnya, dilihat oleh AFP, mencerminkan keprihatinan Dewan Keamanan tentang berlanjutnya kekerasan dan masalah kemanusiaan di negara itu.
Menurut kelompok pemantau lokal, sejak militer Myanmar melancarkan kudeta pada Februari 2021, lebih dari 1.800 orang telah tewas dalam tindakan keras terhadap para pengunjuk rasa. [JP]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.