WahanaNews.co | Pemerintah Indonesia menyebut ancaman terorisme terus menguat hingga merambah dunia maya. Menlu RI Retno Marsudi ingin penanganan terorisme dilakukan menyeluruh, termasuk di antaranya dengan penguatan peran perempuan.
Hal ini disampaikan Retno saat menghadiri Pertemuan Tingkat Menteri Global Counter-terrorism Forum Ke-12 atau GCTF di New York, Rabu (21/9/2022). Pertemuan GCTF tingkat Menteri Ke-12 diselenggarakan di sela-sela High Level Week Sidang Majelis Umum PBB dan bertujuan untuk merumuskan prioritas dan aktivitas ke depan.
Baca Juga:
Percepat Target Transisi Energi, PLN Siap Kembangkan Sejumlah Skenario Agresif
Retno menyebut pengelolaan ancaman terorisme yang melibatkan pemerintah dan masyarakat atau pendekatan 'whole society' perlu dilakukan.
"Ancaman terorisme terus menguat dan merambah ke dunia maya. Kita perlu mengatur ulang strategi penanggulangan terorisme untuk atasi ancaman saat ini dan masa depan," ujar Menlu Retno Marsudi.
Dalam forum tersebut, Menlu Retno menyampaikan tiga saran penanggulangan terorisme di masa depan. Salah satunya yakni penguatan peran perempuan.
Baca Juga:
Percepat Target Transisi Energi, PLN Siap Kembangkan Sejumlah Skenario Agresif
Saran-saran tersebut berupa penguatan kerja sama dengan para ahli bidang teknologi guna mencegah penggunaan teknologi informasi untuk aksi terorisme, penguatan upaya memutus rantai pendanaan terorisme, termasuk merespons berbagai tren baru seperti penggunaan mata uang virtual dengan kerja sama antar Financial Intelligence Units (FIUs) dan sektor perbankan dan institusi keuangan lainnya.
Saran terakhir yakni penguatan peran perempuan dalam merespons ekstremisme dan menanggulangi terorisme.
GCTF merupakan forum yang fokus pada pengembangan kapasitas dan jejaring dalam penanggulangan terorisme serta memberikan wadah untuk berbagi pengalaman, strategi, dan pengembangan kapasitas dalam penanggulangan terorisme. Indonesia merupakan satu dari 30 negara pendiri GCTF yang dibentuk pada 2011.