WahanaNews.co | Presiden Turkmenistan Gurbanguly Berdymukhamedov dilaporkan telah menginstruksikan menutup situs yang dikenal secara internasional sebagai 'Gerbang Neraka'. Berikut alasan presiden tutup gerbang neraka Turkmenistan.
Secara resmi situs ini dinamai Kawah Darvaza, menyesuaikan dengan nama kota di mana ia berada.
Baca Juga:
Anggota DPRD Gorontalo Utara Apresiasi Pentas Seni di Pulau Saronde
Kawah ini terbentuk pada awal 1970-an, ketika terjadi longsoran tanah selama ekspedisi pengeboran gas Soviet.
Saat itu, para ilmuwan dilaporkan menyalakan api pada sebuah lubang besar untuk mencegah penyebaran gas alam. Namun, api itu justru terus menyala hingga saat ini.
Meskipun kawah tersebut telah menjadi daya tarik wisata, Berdymukhamedov dilaporkan surat kabar pemerintah Neytralny Turkmenistan, telah meminta kabinetnya mencari cara untuk menutup 'Gerbang Neraka'.
Baca Juga:
KPK Ungkap Pungli Rp18,5 Miliar Ditemukan di Surga Dunia Papua
Ia ingin menutup 'Gerbang Neraka' karena berefek negatif pada kesehatan orang-orang yang tinggal di sekitar kawah, pemborosan sumber daya gas alam yang berharga, dan kerusakan lingkungan.
Surat kabar itu juga menyebut wakil perdana menteri Turkmenistan telah diinstruksikan untuk mengumpulkan para ilmuwan dan jika perlu memanggil konsultan asing untuk menemukan solusi memadamkan api.
Hingga kini, tidak ada yang mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menutup atau memadamkan api di Kawah Darvaza tersebut.
Pada tahun 2010, Berdimuhamedow sempat mengunjungi kawah tersebut dan mengatakan bahwa kawah tersebut harus ditutup.
Namun, pada tahun 2013 dia justru mendeklarasikan bagian gurun yang berisi kawah sebagai cagar alam.
Saat ini, kawah Darvaza menjadi objek wisata yang mampu menarik ratusan wisatawan yang ingin melihat fenomena aneh dan tampak menyeramkan itu setiap tahun.
Kawah itu masih menyala terang dan pada malam hari cahaya jingga dapat terlihat bermil-mil jauhnya. Dan kini, kawah Darvasa rencananya akan kembali ditutup. [qnt]