WahanaNews.co | Taipan Tesla Elon Musk menghadiri persidangan di Pengadilan Delaware pada Rabu (16/11) sebagai bagian dari uji coba atas paket gajinya sekitar US$50 miliar sebagai CEO raksasa mobil listrik tersebut.
Orang terkaya di dunia itu datang diam-diam dengan Tesla hitam yang diparkir di belakang gedung pengadilan, di tenda yang disiapkan untuk persidangan tersebut.
Baca Juga:
Elon Musk Beberkan Alasan Tangguhkan Akun X Pemimpin Tertinggi Iran
Beberapa menit kemudian, Musk terlihat hadir dengan mengenakan jas hitam dan dasi. Dia juga diam-diam melewati keamanan untuk memasuki ruang sidang.
Musk mulai bersaksi di pengadilan Delaware, lokasi yang sama di mana dia menghadapi gugatan Twitter untuk memastikan dia menyelesaikan pembelian platform sosial tersebut.
Pembelian Twitter senilai US$44 miliar telah menempatkan miliarder Afrika Selatan itu di bawah pengawasan ketat setelah melakukan PHK besar-besaran, menakuti pengiklan, dan membuka platform untuk akun palsu.
Baca Juga:
Agar Elon Musk Buka Kantor X di RI, Kominfo Atur Strategi
Kasus Tesla sama sekali tidak berhubungan dengan gugatan Twitter. Kasus ini didasarkan pada keluhan pemegang saham Richard Tornetta, yang menuduh Musk dan dewan direksi perusahaan gagal dalam tugas mereka ketika mereka mengesahkan rencana pembayaran.
Tornetta menuduh Musk mendikte persyaratannya kepada direktur yang tidak cukup independen untuk menolak paket senilai sekitar US$51 miliar atau sekitar Rp796,72 triliun (US$1=Rp15.622,10) dengan harga saham baru-baru ini.
Pemegang saham Tesla menuduh Musk melakukan "pengayaan yang tidak dapat dibenarkan" dan meminta pembatalan program pembayaran yang membantu menjadikan pengusaha itu orang terkaya di dunia.
Menurut pengajuan hukum, Musk memperoleh setara dengan US$52,4 miliar dalam opsi saham Tesla selama 4,5 tahun setelah hampir semua target perusahaan terpenuhi.
Ketika rencana itu diadopsi, nilainya mencapai US$56 miliar.
Sidang non-juri tersebut dimulai sejak Senin (14/11) dengan kesaksian dari Ira Ehrenpreis, kepala komite kompensasi dewan direksi Tesla, yang mengatakan target yang ditetapkan "sangat ambisius dan sulit".
Ehrenpreis berpendapat bahwa dewan ingin memacu Musk untuk fokus pada Tesla pada saat perusahaan masih berjuang untuk mendapatkan daya tarik.
Sidang akan berlangsung hingga Jumat (18/11) dan dipimpin Hakim Kathaleen McCormick, hakim yang sama yang memimpin kasus Twitter.
Tidak ada tenggat waktu untuk keputusannya yang bisa memakan waktu berbulan-bulan.[sdy]