WahanaNews.co | Elon Musk mengultimatum siap membatalkan kesepakatan akuisisi Twitter.
Hal ini ia lontarkan karena Twitter dianggap gagal memberikan data yang ia minta terkait jumlah akun palsu dan spam.
Baca Juga:
Kapal Induk Terbaru Angkatan Laut AS akan Dinamai Elon Musk
Dalam surat kepada Head of Legal, Policy, and Trust Twitter, Vijaya Gadde, Elon Musk menuduh kalau perusahaan secara aktif menolak dan menggagalkan hak informasinya yang sudah merupakan bagian dari kesepakatan.
"Ini jelas merupakan pelanggaran material terhadap kewajiban Twitter berdasarkan perjanjian merger, dan Musk memiliki semua hak yang dihasilkan dari hal itu, termasuk haknya untuk tidak menyelesaikan transaksi dan haknya untuk mengakhiri perjanjian merger," kata pengacara Elon Musk, Selasa (7/6/2022).
Elon Musk memang meminta Twitter untuk menyerahkan informasi terkait metode pengujian perusahaan terkait jumlah pengguna aktif.
Baca Juga:
Elon Musk Jual X ke Perusahaan AI Milik Sendiri Rp546 Triliun, Apa Maksudnya?
Twitter sendiri mengklaim kalau jumlah akun bot dan palsu kurang dari 5 persen dari total pengguna aktif Twitter.
Elon Musk juga melakukan penilaian independen untuk membuktikan klaim tersebut.
Hasilnya, ia menuduh kalau jumlah akun spam Twitter kemungkinan lebih banyak dari klaim perusahaan, bahkan mencapai 90 persen.
Elon Musk kemudian menegaskan kalau akuisisi tidak akan berlanjut sampai perusahaan memberikan bukti metrik spamnya.