WAHANANEWS.CO, Jakarta - Militer Israel kembali melancarkan gempuran besar di Jalur Gaza dengan menghancurkan sebuah gedung tinggi pada Jumat (5/9/2025).
Serangan itu dilakukan tidak lama setelah Israel mengumumkan bahwa mereka akan menargetkan infrastruktur berupa menara dan gedung-gedung tinggi yang diduga digunakan oleh Hamas sebagai pusat aktivitas.
Baca Juga:
Puluhan Anak Gaza Meninggal karena Gizi Buruk, Blokade Israel Dikecam Sebagai Kejahatan Perang
Dalam pernyataannya, militer Israel mengklaim telah menemukan adanya aktivitas signifikan kelompok Hamas di sejumlah bangunan vital, termasuk menara di kawasan padat penduduk.
Klaim tersebut dijadikan alasan utama untuk melancarkan serangan terhadap gedung-gedung tinggi di Kota Gaza.
Menurut laporan AFP, ledakan dahsyat yang terjadi di lantai dasar Menara Mushtaha di lingkungan Al-Rimal membuat bangunan itu runtuh seketika.
Baca Juga:
Israel Luncurkan Operasi Darat Besar di Gaza, Ratusan Korban Berjatuhan
Asap hitam pekat dan debu membubung tinggi ke langit, disusul dengan kepanikan warga sekitar yang berusaha menyelamatkan diri.
Foto-foto pascakejadian memperlihatkan warga Palestina berkerumun di lokasi, memeriksa puing-puing, dan mencari korban yang kemungkinan masih terjebak.
Militer Israel menyebut telah mengeluarkan peringatan kepada warga sipil sebelum melakukan serangan, dengan dalih mengurangi risiko korban jiwa.
Namun, klaim tersebut dibantah pihak Gaza. Juru bicara badan pertahanan sipil Gaza, Mahmud Bassal, menuduh Israel telah menjalankan “kebijakan pengungsian paksa terhadap warga sipil” dengan menghancurkan gedung-gedung tinggi yang menjadi tempat tinggal maupun usaha masyarakat.
Serangan yang menyasar Kota Gaza dan sekitarnya pada hari yang sama dilaporkan menewaskan sedikitnya 19 orang, termasuk di antara 32 warga Palestina yang menjadi korban jiwa di seluruh wilayah Gaza sepanjang Jumat (5/9/2025).
Pihak Hamas juga menanggapi klaim Israel. Anggota biro politik Hamas, Izzat al-Rishq, menegaskan bahwa tuduhan Israel hanyalah alasan semu. Ia menyatakan klaim tersebut “tidak lain hanya dalih yang lemah dan kebohongan yang nyata.”
Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant Katz, melontarkan pernyataan keras.
Ia mengatakan, “baut kini telah dicabut dari gerbang neraka di Gaza,” sembari berjanji akan meningkatkan intensitas operasi militer hingga Hamas menerima syarat-syarat Israel untuk mengakhiri konflik.
Israel memperkirakan serangan besar-besaran kali ini akan memaksa sekitar satu juta warga Palestina meninggalkan rumah mereka dan bergerak ke arah selatan Gaza, menambah panjang daftar warga sipil yang mengungsi akibat perang yang tak kunjung reda.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]