WAHANANEWS.CO, Jakarta - Di tengah tekanan geopolitik global, India menegaskan tidak akan menghentikan impor minyak dari Rusia meskipun menghadapi ancaman tarif dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump karena keputusan energi mereka didasarkan pada kebutuhan nasional dan dinamika pasar global.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri India, Randhir Jaiswal, menyampaikan pada Jumat (1/8/2025) bahwa hubungan India dan Rusia bersifat strategis dan jangka panjang serta tidak bisa dinilai dari sudut pandang negara lain.
Baca Juga:
Dari TV ke BUMN Energi, Tina Talisa Kini Jabat Komisaris Pertamina Patra Niaga
"Hubungan kami dengan Rusia sudah teruji oleh waktu dan keputusan energi kami ditentukan oleh ketersediaan pasokan serta situasi global yang berkembang," ujar Jaiswal seperti dikutip pada Minggu (3/8/2025).
Pernyataan tersebut merupakan tanggapan atas ancaman Trump yang berencana menerapkan tarif 25 persen atas produk India karena pembelian minyak mentah dari Rusia yang dianggap merugikan kepentingan strategis AS.
Trump menyampaikan bahwa langkah tersebut menjadi bagian dari tekanan terhadap Rusia yang gagal menyepakati gencatan senjata di Ukraina serta menyiratkan kemungkinan sanksi ekonomi lanjutan.
Baca Juga:
Jejak Profesional Arsyadany Ghana: Dari PR METI hingga Puncak Distribusi PLN
India diketahui mulai meningkatkan pembelian minyak dari Rusia sejak invasi ke Ukraina pada Februari 2022, di mana jumlah impor yang semula hanya 68.000 barel per hari pada Januari melonjak menjadi 1,12 juta barel per hari pada Juni di tahun yang sama.
Impor minyak dari Rusia oleh India bahkan mencapai rekor 2,15 juta barel per hari pada Mei 2023, dan meskipun volume fluktuatif, Rusia tetap menjadi salah satu mitra energi utama India.
Data Kpler yang dikutip Press Trust of India menunjukkan bahwa minyak Rusia sempat menyumbang hampir 40 persen dari total impor minyak mentah India, menggeser posisi negara-negara Timur Tengah.