WahanaNews.co | Patroli bareng Jawline-Arafura yang melibatkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) serta Australian Border Force (ABF) bakal dilaksanakan dalam seminggu ke depan.
Pelaksanaan operasi yang melibatkan aset kapal pengawas dan pesawat pemantau kedua instansi tersebut menunjukkan komitmen kedua negara dalam memberantas praktik illegal fishing di wilayah perbatasan kedua negara.
Baca Juga:
Potensi Pendapatan Negara dari Ekspor Pasir Laut Capai Rp2,5 Triliun: Analisis Awal dan Tantangan Regulasi
“Kami sudah berangkatkan Kapal Pengawas Perikanan Orca 04 dan airborne surveillance untuk ambil bagian dalam operasi bersama Jawline-Arafura,” ujar Laksda TNI Adin Nurawaluddin, Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, dalam keterangannya, Kamis (11/11/2021).
Adin menjelaskan bahwa Jawline-Arafura ini dilaksanakan sebagai bentuk komitmen kedua negara untuk terus bekerja sama dalam menangani permasalahan illegal fishing yang terjadi di wilayah perbatasan kedua negara.
Lebih lanjut, Adin menambahkan bahwa kedua pihak memiliki concern yang sama terkait dengan eskalasi peningkatan pelanggaran nelayan melintas batas.
Baca Juga:
Pakar Ungkap Gegera Sampah Plastik Cemari Laut RI, Negara Rugi Rp225 Triliun per Tahun
“Harapan kami melalui patroli dan kerja sama yang dilakukan, akan memberikan dampak positif dalam upaya memerangi pelanggaran di wilayah perbatasan,” terang Adin.
Hal senada juga disampaikan oleh Direktur Pemantauan dan Operasi Armada, Pung Nugroho Saksono yang menyampaikan bahwa Jawline-Arafura yang dilaksanakan tahun ini merupakan momentum yang baik bagi kedua negara untuk meningkatkan efektivitas operasi bersama. Ipunk berharap selain misi latihan, operasi kali ini dapat memberikan efek gentar bagi para pelaku pelanggaran di perbatasan.
“Kehadiran aparat kedua negara di wilayah perbatasan tentu diharapkan memberikan pesan yang jelas bahwa kedua negara berkomitmen dalam memberantas illegal fishing,” kata Ipunk.