WahanaNews.co | International Energy Agency (IEA) melaporkan energi terbarukan berkontribusi hampir 95% dari peningkatan atau tambahan kapasitas listrik dunia hingga tahun 2026.
Tenaga surya akan menyumbang lebih dari separuhnya.
Baca Juga:
PLN di COP28: Menghapus Batu Bara, Langkah Kritis untuk Mengurangi Emisi Karbon
Mengutip Reuters, Jumat (3/12/2021), hal itu terjadi meski biaya material yang digunakan untuk membuat panel surya dan turbin angin mengalami peningkatan.
"Rekor penambahan listrik terbarukan tahun ini sebesar 290 gigawatt merupakan tanda lain bahwa ekonomi energi global baru sedang muncul," kata Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol.
"Harga komoditas dan energi yang tinggi yang kita lihat hari ini menimbulkan tantangan baru bagi industri terbarukan, tetapi kenaikan harga bahan bakar fosil juga membuat energi terbarukan semakin kompetitif," sambungnya.
Baca Juga:
Indonesia Hematkan 13 GW Batu Bara, PLN Sukses Kurangi Emisi 1,8 Miliar Ton Karbon
Kapasitas listrik terbarukan pada tahun 2026 akan sama dengan total kapasitas daya global saat ini yang terdiri dari gabungan bahan bakar fosil dan energi nuklir.
China memimpin dalam kapasitas baru, dan empat tahun lebih maju dari target infrastrukturnya untuk angin dan surya. Sementara, India menggandakan instalasi dari 2015-2020.
"China terus menunjukkan kekuatan energi bersihnya, dengan perluasan energi terbarukan yang menunjukkan negara itu dapat mencapai puncak emisi CO2 jauh sebelum 2030," kata Birol.