WahanaNews.co | Iran dan China pada Selasa menandatangani 20 perjanjian kerja sama di berbagai bidang selama kunjungan tiga hari Presiden Ebrahim Raisi ke Beijing, menurut kantor kepresidenan Iran.
Perjanjian-perjanjian itu menjadi bagian pakta kerja sama komprehensif selama 25 tahun kedua negara yang ditandatangani pada 2021, yang menjadi fokus kunjungan Raisi.
Baca Juga:
Gandeng Mubadala Energy, PLN Siap Maksimalkan Pemanfaatan Gas Bumi
Kunjungannya menjadi lawatan resmi pertama presiden dari Iran ke China dalam 20 tahun terakhir.
Pernyataan dari kantor kepresidenan Iran menyebutkan bahwa Raisi mengatakan kepada Presiden China Xi Jinping bahwa implementasi pakta strategis jangka panjang adalah kunci keamanan nasional.
Raisi menyebut Iran dan China sebagai sahabat dalam kesulitan dan menegaskan kembali komitmen negaranya untuk memperluas hubungan kerja sama dengan Beijing.
Baca Juga:
Gandeng Mubadala Energy, PLN Siap Maksimalkan Pemanfaatan Gas Bumi
Dalam pernyataan dari kantor kepresidenan China, Xi mengatakan bahwa Beijing bertekad mempertahankan persahabatan dan kerja sama dengan Iran dan akan meningkatkan kemitraan strategis dan komprehensif.
Dia menyampaikan keinginan untuk memperluas kerja sama dengan Iran di bidang perdagangan, pertanian, industri dan infrastruktur.
Xi juga berjanji mendukung upaya untuk melanjutkan pembicaraan tentang perjanjian nuklir 2015.
Pembicaraan itu menemui kebuntuan atas poin-poin penting dan menimbulkan ketegangan baru antara Iran dan negara-negara Barat.
Sebelum meninggalkan China pada Senin, Raisi menulis pendapatnya di sebuah harian nasional China. Dia mengecam "sanksi yang tidak adil" dan "unilateralisme" (tindakan sepihak) sebagai penyebab utama krisis dan kerawanan di dunia.
Kunjungan itu dilakukan di tengah ketegangan Teheran-Beijing akibat pernyataan bersama oleh China dan Dewan Kerjasama Teluk pada Desember yang memicu kemarahan Iran.
Pernyataan itu meminta Iran untuk memastikan perdamaian dalam program nuklirnya, menghormati prinsip-prinsip persahabatan dan tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain.
Pernyataan itu juga mendukung Uni Emirat Arab yang menuntut penyelesaian sengketa atas tiga pulau di Teluk Persia--Greater Tunb, Lesser Tunb dan Abu Musa--yang membuat marah Teheran.[eta/antara]