WahanaNews.co | Pemimpin partai oposisi di Jepang, Yukio Edano, mengundurkan diri setelah kalah dalam pemilu dari partai yang berkuasa.
Yukio gagal memanfaatkan momentom ketidakpuasan publik terhadap respons lambat pemerintah saat pandemi Covid-19 dimulai.
Baca Juga:
Harga Beras di Jepang Nyaris Tembus Rp100 Ribu, Stok Langka dan Panic Buying Meluas
Seperti dilansir AFP, Selasa (2/11/2021), Yukio Edano diketahui memimpin faksi oposisi utama, Partai Demokratik Konstitusional Jepang (CDP), yang berdiri sejak tahun 2017.
Dia meminta maaf atas hasil pemilu yang buruk, di mana partainya kehilangan 14 kursi, menjadi hanya 96 kursi dalam parlemen.
Pada Selasa (2/11) waktu setempat, Edano mengumumkan dirinya mengundurkan diri untuk merespons kekalahan partainya.
Baca Juga:
Liburan ke Bali Makin Mudah, Kolaborasi Indonesia-Jepang Genjot Wisatawan
"Kami mampu menciptakan struktur yang menawarkan opsi politik, tapi hasilnya berarti bahwa banyak anggota kami yang layak tidak kembali dan jumlah kursi yang kami pegang akan berkurang," ucap Edano.
"Itu hasil yang sangat mengecewakan," sebutnya. "Itu terutama karena kurangnya kemampuan saya," imbuh Edano.
Menjadi anggota parlemen sejak tahun 1993, Edano menjabat dalam pemerintahan ketika Partai Demokratik Jepang -- yang kini bubar -- berkuasa singkat dari tahun 2009 hingga tahun 2012, dan menjadi wajah publik kabinet setelah tsunami 2011 dan melelehnya nuklir Fukushima.