WahanaNews.co | Badan Keamanan Maritim Malaysia masih terus mencari 16 warga Indonesia yang hilang setelah kapal yang mengangkut TKI ilegal karam di perairan Negeri Jiran pada Rabu pekan ini.
Maritim Malaysia menuturkan hingga Sabtu (18/12) pagi tidak ada temuan korban baru setelah satu korban lainnya ditemukan tewas pada Jumat. Dengan begitu, masih tersisa 16 penumpang kapal yang masih hilang.
Baca Juga:
Perawat di Pekanbaru Ditangkap Polisi, Curi Emas Majikan Lansia Rp150 juta
"Pencarian di laut masih mengalami kendala karena cuaca kurang bagus masih bertahan dengan ombak besar setinggi tiga hingga lima meter yang juga menghalangi jarak pandang," ujar Wakil Direktur Operasi Maritim Johor Bahru Malaysia, Kapten Simon Templer, seperti dilansir dari Antara.
Saat ini, Maritim Malaysia menuturkan proses pencarian korban masih berlanjut di hari keempat pasca-kejadian dengan dibantu dua pesawat dari Badan Penegakan Maritim Malaysia (Maritim Malaysia), Pasukan Operasi Udara (PGU), Polisi Pemerintah Malaysia (PDRM), empat aset laut dari Maritim Malaysia, Angkatan Laut Pemerintah Malaysia (TLDM), dan PDRM Marine Police Force (PPM).
Proses pencarian korban ini dipimpin oleh Maritime Rescue Sub Center (MRSC) Johor Bahru.
Baca Juga:
Peredaran 76 Kg Sabu dan 41.000 Pil Ekstasi Digagalkan Polda Riau
Sektor pencarian via udara pun diperluas menjadi 76,5 mil laut persegi dan 106,02 mil laut persegi. Sementara itu, wilayah pencarian di laut mencakup total 182,5 mil laut persegi meliputi Tanjung Balau sampai Sungai Rengit.
Pencarian di pantai dilanjutkan oleh agen pendamping dari Angkatan Bersenjata Malaysia (ATM), Departemen Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Malaysia (JBPM), Kepolisian Kerajaan Malaysia (PDRM), dan juga Agensi Pertahanan Sipil Malaysia (APM).
Total sebanyak 77 personel dikerahkan untuk melakukan pencarian di darat, udara, dan laut.
Sementara itu, Koordinator Fungsi Pensosbud KJRI Johor Bahru, Andita Putri Purnama, mengatakan sejak hari pertama kejadian, pihaknya telah berkoordinasi dengan aparat Malaysia dan menurunkan tim ke lapangan untuk berkoordinasi dengan aparat setempat.
Andita juga menuturkan pihaknya telah mengirim tim untuk membantu aparat Malaysia mengidentifikasi korban dan dokumen-dokumen yang ditemukan di lokasi kejadian.
Pada Rabu (15/12), sebuah kapal bot berisi sekitar 60-an WNI tenggelam di perairan dekat Johor Bahru. Perahu itu hendak membawa puluhan WNI yang ingin masuk ke Malaysia secara ilegal.
Sejauh ini, KJRI Johor Bahru menyatakan total 21 WNI tewas dan 13 lainnya selamat dalam kecelakaan itu.
Sebanyak 21 WNI yang meninggal dunia terdiri dari 15 laki-laki dan enam perempuan. Sementara itu, 13 orang yang selamat kini masih diamankan pejabat imigrasi Malaysia Johor Bahru.
KJRI Johor juga menyampaikan bahwa berdasarkan hasil identifikasi dan verifikasi korban selamat, diketahui sebanyak sembilan orang berasal dari Lombok, satu orang dari Batam, satu dari Pekanbaru, satu dari Jember, dan satu lagi dari Tanjung Balai Karimun.
Sebanyak tiga jenazah juga telah diverifikasi oleh pihak keluarga, yakni inisial M yang berasal dari Pekanbaru, pun juga BB dan SM dari Lombok Tengah.
"Satgar KJRI Johor Bahru telah berkoordinasi dengan pihak keluarga serta instansi terkait untuk proses repatriasi jenazah ke daerah asal di Indonesia," tutur KJRI Johor Bahru melalui pernyataan di akun Instagramnya. [rin]