WahanaNews.co | Di tengah upaya internasional menemukan kapal selam penjelajah Titanic yang hilang, beberapa penumpang sebelumnya mengutarakan kesaksian seram.
Seorang petualang Jerman yang pernah menjelajahi puing-puing Titanic dengan kapal selam yang sama menyebutnya sebagai misi bunuh diri.
Baca Juga:
OPM Ungkap Syarat Pembebasan Pilot Susi Air, Tidak Menyerang Pakai Bom
"Saya sangat beruntung saat itu," kata Arthur Loibl kepada media Jerman Bild tentang petualangannya yang menegangkan.
Dia melakukan pengembaraan bawah air berbahaya itu pada Agustus 2021, menyelam sekitar 3.800 meter ke bangkai Titanic.
"Itu adalah misi bunuh diri pada waktu itu. Kapal selam pertama tidak bekerja, sehingga saat sudah menyelam sedalam 1.600 meter harus ditinggalkan," katanya Melansir detikINET dari New York Post.
Baca Juga:
Berbekal Perangkat Jadul, Houthi Nekat Lawan AS yang Andalkan Jet Tempur Canggih F-35
Mereka akhirnya menyelam terlambat lima jam karena masalah kelistrikan yang dia curigai sebagai penyebab hilangnya Titan saat ini. Tidak hanya itu, tepat sebelum pelayaran, braket tabung stabilisasi yang menyeimbangkan kapal selam robek dan harus disambungkan kembali.
Tak hanya itu, kondisi sempit di dalam kapal Titan cukup menyiksa.
"Anda membutuhkan saraf yang kuat, Anda tidak boleh sesak dan Anda harus bisa duduk bersila selama sepuluh jam," jelasnya.
Dari semua petualangannya, termasuk terbang di atas Rusia dengan pesawat tempur MiG-29 dan mengunjungi Kutub Utara dan Selatan, Loibl mengatakan ekspedisi Titan adalah yang paling ekstrem.
Memang ada kecurigaan Titan tidak memenuhi standar keamanan. Dalam suratnya di tahun 2018, Marine Technology Society mengungkap kekhawatirannya terhadap pengembangan kapal Titan dan rencana Titanic Expeditions. Mereka juga memperingatkan pendekatan eksperimental yang diambil oleh OceanGate.
Marine Technological Society juga mengkritik OceanGate yang menerbitkan materi promosi yang mengklaim desain Titan telah memenuhi atau melebihi standar keamanan DNV-GL.
Padahal OceanGate tak berencana mendaftarkan kapal itu untuk diperiksa DNV, organisasi independen yang memberikan sertifikasi dan menerbitkan regulasi terkait kapal selam.[eta]