WahanaNews.co | Sebuah proyek energi
terbarukan di Australia, yang disebut Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
terbesar di dunia, sudah menentukan lokasinya. Proyek
bernama ASEAN Power Link ini akan
dibangun di peternakan sapi terpencil Northern Teritory, di antara Darwin dan
Alice Springs. Power Link akan
menyalurkan energi melalui perairan Indonesia, sebelum kemudian sampai
ke Singapura.
Deretan
10 gigawatt raksasa akan tersebar di sekitar 20.000 lapangan sepakbola panel
foto voltaik. Ini mungkin bisa terletak di pedalaman
Australia. Namun, energi yang diperoleh dari pabrik akan jauh diangkut.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Apresiasi Rencana PLN Bangun SPKLU Seperti SPBU Demi Percepatan Green Energy
Dikutip
dari Science Alert, Jumat (23/10/2020), Power Link tidak hanya melibatkan pembangunan tenaga surya terbesar
di dunia, namun juga mengantisipasi pembangunan kabel listrik kapal selam
terpanjang di dunia, yang
akan mengeskpor listrik dari pedalaman Australia ke Singapura melalui jaringan
arus searah tegangan tinggi (HVDC) sepanjang 4.500 kilometer.
Agar
sistem tersebut berfungsi, Power Link
juga akan dikembangkan bersama perusahaan Sun Cable Singapura untuk membuat
baterai terbesar di dunia, dan
akan ditempatkan dekat Darwin, di pantai utara Australia.
Caranya
dengan mengangkut listrik dari array
di Perairan Newcastle kira-kira 750 kilometer utara, yang akan disimpan di
baterai Darwin. Sebagian arus akan memasuki jaringan lokal Darwin, tetapi
sebagian besar akan diekspor secara internasional melalui lebih dari 3.700
kabel bawah laut, melewati perairan Indonesia sebelum sampai ke Singapura.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Sebut Alasan Pemerintah Diskon Tarif Listrik Hanya 2 Bulan: Antisipasi Pasca Nataru
Setelah
mencapai tujuan akhirnya, ini diharapkan dapat menyediakan listrik bagi lebih
dari 1 juta orang Singapura dan juga memberikan listrik kepada orang Indonesia.
Proyek
ini akan menempati lahan sekira 120 kilometer persegi. Jika sudah mendapat
persetujuan, proyek ini akan
dimulai pada 2023, dengan
produksi energi pada 2026, dan
listrik pertama yang dapat diekspor mulai 2027.
Jika ini
sesuai rencana, Power Link akan
menjadi momen penting menggunakan tata surya sebagai energi terbarukan yang
dapat dibagikan ke seluruh jaringan internasional, menjangkau jarak yang sangat
jauh, bahkan lautan sekalipun.
"Jika
Anda memiliki transmisi listrik dalam jarak yang sangat jauh antarnegara, maka
aliran energi berubah dari bahan bakar cair (minyak dan LNG) menjadi
elektron," kata CEO Sun Cable, David
Grifin, kepada The Guardian. [dhn]