WahanaNews.co | Pengadilan
Mesir menguatkan vonis hukuman mati bagi 12 anggota Ikhwanul Muslimin (IM),
termasuk dua pemimpin senior gerakan Islam terlarang di negara itu.
Baca Juga:
Buyer Mesir Minati Gaharu Indonesia
"Pengadilan kasasi juga mengurangi hukuman untuk 31 anggota
Ikhwanul Muslimin lainnya menjadi penjara seumur hidup," ungkap pejabat pengadilan
Mesir.
Keputusan itu muncul dalam persidangan yang berkaitan
pembunuhan tahun 2013 oleh pasukan keamanan dalam aksi duduk.
"Mereka yang dijatuhi hukuman mati dihukum karena
mempersenjatai geng kriminal yang menyerang penduduk dan melawan polisi serta
memiliki senjata api dan amunisi serta bahan pembuat bom," ungkap
pengadilan dalam putusannya.
Baca Juga:
Presiden Mesir Mendesak Mediasi Internasional untuk Gencatan Senjata di Gaza
"Tuduhan lain
termasuk membunuh polisi, melawan pihak berwenang, pendudukan dan perusakan
properti publik," papar keputusan itu.
"Putusan itu final
dan tidak dapat diajukan banding," ungkap sumber pengadilan.
Mantan presiden Mesir Mohamed Morsi, merupakan kepala sayap
politik Ikhwanul Muslimin. Dia memegang kekuasaan selama setahun sebelum
digulingkan dalam kudeta militer pada 2013.
Pihak berwenang Mesir melarang kelompok IM pada 2013 dan
telah menerapkan tindakan keras yang luas serta memenjarakan ribuan
pendukungnya.
Kasus aslinya, sejak 2013, memiliki lebih dari 600 terdakwa
dan secara lokal dikenal sebagai "kasus kliring Rabaa".
Alun-Alun Rabaa Al-Adawiya di Kairo timur adalah tempat aksi
duduk besar-besaran para pendukung IM yang menyerukan kembalinya Morsi dalam
pemerintahan setelah penggulingannya.
Pada 2018, pengadilan Mesir menjatuhkan hukuman mati kepada
75 orang dari mereka dan sisanya dengan berbagai hukuman penjara, termasuk 10
tahun penjara untuk putra Morsi, Osama.
Pihak berwenang mengatakan pada saat itu anggota Ikhwanul
Muslimin bersenjata dan pembubaran paksa adalah tindakan kontra-terorisme yang
vital.
Sejumlah pihak menganggap proses pengadilan terhadap para
pendukung IM di Mesir lebih menguntungkan pihak penguasa saat ini yang
merupakan aktor dalam kudeta militer yang menjatuhkan Morsi. [dhn]