WahanaNews.co | Mantan Perdana
Menteri Malaysia, Tun Dr Mahathir Mohamad, menyesalkan pelaksanaan Pemilu atau
Pilihan Raya Negeri (PRN) Sabah yang telah membuat jumlah tertular Covid-19 di
negara bagian tersebut meningkat.
"Sepatutnya PRN
Sabah tidak diadakan," ujar pendiri Partai Pejuang Tanah Air (Pejuang)
tersebut melalui blog pribadinya di Kuala Lumpur, Senin (12/10/2020).
Baca Juga:
Korupsi APD Covid Negara Rugi Rp24 Miliar, Eks Kadinkes Sumut Divonis 10 Tahun Bui
Kementerian Kesehatan
Malaysia (KKM) melaporkan, Ahad (11/10/2020), kasus Covid-19 di Sabah mencapai 488, yang semuanya
merupakan kasus setempat.
"Sabah sudah ada
PRN pada 2018. Warisan menang dan membentuk pemerintahan. Tetapi pemerintah
pintu belakang pusat berhasrat menguasai Sabah juga melalui pintu
belakang," katanya.
Dia mengatakan, Pemerintah Warisan
terpaksa dibubarkan untuk adakan PRN.
Baca Juga:
Kasus Korupsi APD Covid-19: Mantan Kadinkes Sumut Dituntut 20 Tahun Penjara
"Maka menanglah
duit, karena dia raja. Tapi biayanya tinggi. Bukan saja uang ringgit, tetapi
juga serangan Covid-19. Dari Sabah berkembang ke Semenanjung. Kononnya menteri
kebal tidak perlu karantina, malangnya Covid-19 tidak tahu menteri kebal,"
katanya.
Maka, ujar Mahathir,
berjangkitlah Covid-19 dan merebaklah 631 kasus sehari.
"Dari negeri yang
selamat Sabah jadi klaster beribu akan jadi korban, meninggal pun ada. Kata
pemimpin tertinggi, kalau menang, Pemilu akan diadakan. Jangan mangkir janji.
Adakan Pemilu biar ratusan ribu dijangkiti, biar lebih banyak mati," tulis
Mahathir.
Dia mengatakan:
"Politik lebih utama dari prinsip dengan apa aku peduli dan aku
dapat." [dhn]