WahanaNews.co | Aksi protes terhadap Turki dan penolakan Swedia bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) diwarnai aksi pembakaran salinan Alquran di Stockholm, Swedia, Sabtu (21/10).
Aksi unjuk rasa tersebut digelar kelompok sayap kanan Swedia di dekat Kedutaan Besar Turki di Stockholm. Diketahui, Turki ingin mendorong agar Swedia masuk menjadi anggota NATO.
Baca Juga:
Pemkab Bantul Selenggarakan Lomba MTQ untuk Pembentukan Karakter Generasi Muda
Aksi pembakaran salinan Alquran di depan kedubesnya di Stockholm itu pun diprotes keras Pemerintah Turki.
"Kami mengutuk sekeras mungkin serangan keji terhadap Kitab Suci kami ... Mengizinkan tindakan anti-Islam ini, yang menargetkan umat Islam dan menghina nilai-nilai suci kami, dengan kedok kebebasan berekspresi yang sepenuhnya tak bisa diterima," demikian pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Turki seperti dikutip dari Reuters.
Kemenlu Turki lalu mendesak pemerintah Swedia untuk mengambil tindakan yang diperlukan terhadap para pelaku pembakaran, dan mengundang semua negara untuk mengambil langkah nyata melawan Islamofobia.
Baca Juga:
Mobil Hias Kafilah Kalimantan Tengah Raih Juara Ketiga di MTQ Nasional
Melansir CNN Indonesia, sejumlah negara Arab pun sudah melontarkan pernyataan terkait aksi pembakaran salinan Alquran itu. Salah satunya Arab Saudi. Dalam pernyataan resminya, Kemenlu Arab Saudi menyatakan, "Menyerukan untuk menyebarkan nilai-nilai dialog, toleransi, dan hidup berdampingan, serta menolak kebencian dan ekstremisme."
Merespons hal tersebut, Menteri Luar Negeri Swedia Tobias Billström mengatakan provokasi Islamofobia sangat mengerikan.
"Swedia memiliki kebebasan berekspresi yang luas, tetapi itu tidak berarti bahwa Pemerintah Swedia, atau saya sendiri, mendukung pendapat yang diungkapkan," kata Billstrom via akun Twitter-nya.